Jelang Nataru, Pemprov Jatim Gaspol Pasar Murah Jaga Harga Bapok

- Pemprov Jatim gelar pasar murah menjelang Nataru untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.
- Harga di pasar murah tidak melebihi HET, bahkan jauh di bawah pasaran, seperti di Beji Pasuruan.
- Pasar murah juga untuk intervensi gizi dan menguatkan ekonomi lokal, serta akan dimasifkan di wilayah dengan gejolak harga.
Surabaya, IDN Times – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengintensifkan intervensi harga untuk menjaga stabilitas bahan pokok. Salah satu instrumen utamanya adalah pasar murah yang kini digelar lebih merata di berbagai daerah.
Khofifah menegaskan bahwa pasar murah menjadi langkah kunci untuk menahan potensi lonjakan harga akibat peningkatan permintaan jelang Nataru.
“Intervensi seperti ini harus terus dilakukan agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan harga kebutuhan pokok stabil. Pasar murah bukan kompetitor pasar tradisional, tetapi instrumen pengendalian inflasi,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Minggu (23/11/2025).
Dalam gelaran pasar murah, harga yang dijual tidak melebihi patokan HET. Bahkan jauh di bawah pasaran. Seperti yang digelar di Beji Pasuruan menjadi pasar murah ke-180 sepanjang 2025 pada akhir pekan ini.
Harga yang dijual Beras Premium Rp14.000/kg, Beras Medium Rp11.000/kg, MinyaKita Rp13.000/liter, Gula Pasir Rp14.000/kg, Tepung Terigu Rp10.000/kg, Telur Ayam Ras Rp22.000/pack, Bawang Putih Sinco Rp6.000/250 gr, Bawang Merah Rp7.000/250 gr dan Daging Ayam Ras Rp30.000/pack.
Khofifah juga menekankan pentingnya intervensi gizi untuk mencegah stunting. Ia membagikan telur gratis kepada ibu hamil dan ibu dengan balita, sejalan dengan gerakan konsumsi protein hewani yang selama ini didorong Pemprov Jatim.
Selain menahan harga, pasar murah juga diarahkan untuk menguatkan ekonomi lokal. Khofifah membeli produk-produk UKM Pasuruan seperti makanan olahan dan kerajinan, lalu membagikannya kembali kepada warga.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Iwan, menyebut operasi pasar dan pasar murah akan dimasifkan di wilayah dengan indikasi gejolak harga. “Kami memonitor harga harian. Jika ada komoditas yang naik, intervensi langsung digelar sesuai arahan Ibu Gubernur,” pungkasnya.














