Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dugaan Anomali Harga Beras, Emil Tegaskan Masih Baik

Pedagang beras di Pasar Al Mahirah, Kota Banda Aceh, Aceh. (IDN Times/Mhd Saifullah)
Pedagang beras di Pasar Al Mahirah, Kota Banda Aceh, Aceh. (IDN Times/Mhd Saifullah)
Intinya sih...
  • Dugaan anomali harga beras di Jawa Timur, meski produksi banyak
  • Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, tegaskan harga beras medium masih relatif normal
  • Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, harga rata-rata beras malah turun di tingkat penggilingan

Surabaya, IDN Times - Harga beras di Jawa Timur (Jatim) diduga mengalami anomali. Pasalnya, produksi dan ketersediaannya banyak. Namun harganya masih terbilang tinggi. Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak menyebut kalau harga beras medium sekitar Rp13.110 ini relatif masih normal.

"Harga tersebut masih dalam tentang relatif baik, tidak terlalu overshoot," ujar Emil.

Agar tidak terjadi lonjakan harga, pria yang juga Wakil Gubernur (Wagub) Jatim ini menyampaikan bahwa pihaknya terus mengawasi dan menjaga terkait kestabilan harga. "Kita ingin petani sejahtera, namun konsumen rumah tangga masih bisa membeli beras dengan harga yang masih bisa dijangkau," katanya.

"Kami juga sudah melakukan pengecekan, Alhamdulillah Jawa Timur memiliki harga gabah, salah satu yang terbaik di Pulau Jawa. Tepatnya berdasarkan hasil analisa Badan Pangan Nasional per tanggal 6 Juni 2025, harga gabah kering panen (GKP) Rp 6.961. Jadi ini angka yang baik, mudah-mudahan kita bisa mempertahankannya," tambah pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim ini.

Selain itu, lanjut Emil, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur membaik. "Jawa Timur merupakan daerah agraris yang produksi padinya banyak, kita ingin petani kita sejahtera, namun disaat yang sama kita harus menjaga kestabilan harga beras," tegasnya.

Diketahui, pada Mei 2025 NTP tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 2,37 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,96 persen, sedangkan Ib turun sebesar 0,40 persen.

Kenaikan It pada Mei 2025 disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada kelompok padi sebesar 2,67 persen yang disumbang oleh komoditas gabah, diikuti oleh indeks kelompok Palawija yang naik sebesar 0,15 persen disumbang oleh komoditas jagung, ketela rambat, kacang hijau.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan anomali atau keanehan harga beras justru naik pada saat stoknya sedang melimpah. Berdasarkan data BPS, harga beras di tingkat grosir dan eceran pada bulan Mei 2025 masing-masing naik di harga Rp13.735 dan Rp14.748 per kg.

"Ini harus diinvestigasi. Karena data BPS sudah rilis. Bahwa di pengecer turun. Di penggilingan, penggilingan itu identik, dekat dengan petani, di hulu. Kenapa di pengecer naik?” kata Amran.

Lebih lanjut Amran mengatakan harga rata-rata beras justru turun di tingkat penggilingan. Dengan demikian, seharusnya harga beras di tingkat eceran juga ikut mengalami penurunan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zumrotul Abidin
EditorZumrotul Abidin
Follow Us