Trenggalek Ada Program Tukar Sampah dengan Uang Saku untuk Siswa

- Program Sangu Sampah bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini melalui koin hasil menyetor sampah yang dapat dikonversikan menjadi uang saku siswa.
- Pemkab Trenggalek akan menggandeng PT JET dan BPR Jwalita untuk merealisasikan Program Sangu Sampah dengan sistem poin yang bisa ditukar menjadi rupiah.
- Uang tambahan dari program ini bebas digunakan siswa untuk belanja kebutuhan sekolah atau menjadi tabungan, serta mengingatkan pentingnya kesadaran lingkungan sejak dini.
Trenggalek, IDN Times - Pemkab Trenggalek meluncurkan Program Sangu Sampah bagi para pelajar. Dalam program ini siswa yang membawa sampah ke sekolah bisa ditukar dengan uang saku. Program tersebut disiapkan untuk mewujudkan Kabupaten Trenggalek Net Zero Carbon 2045. Program Sangu Sampah tertuang dalam Intruksi Bupati Trenggalek Nomor: 100.3.4.2/2199/406.002.1/2025.
1. Program untuk menyasar seluruh pelajar di semua sekolah

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan program ini menyasar pelajar sebagai program intensif pendidikan melalui koin hasil menyetor sampah yang dapat dikonversikan menjadi uang saku siswa. Rencananya program akan dilaunching pada 21 Desember 2025 mendatang.
"Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini dan membangun budaya memilah serta mengumpulkan sampah," ujarnya, Jumat (5/12/2025).
2. Gunakan sistem poin yang bisa ditukar menjadi rupiah

Pihak Pemkab akan menggandeng PT JET dan BPR Jwalita untuk merealisasikan Program Sangu Sampah. Kedua BUMD tersebut akan berbagi tugas untuk membuat rantai nilai sampah menjadi ekonomi dan mendistribusikan nilai ekonomi dari sampah. Setiap sekolah akan menyiapkan pemilahan sampah dengan 8 kategori yang sudah ditentukan. "Setiap siswa bisa membawa sampah seseuai kategori yang ditentukan. Sampah akan dikumpulkan dan dinilai agar siswa bisa mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dalam bentuk rupiah dan menjadi tambahan uang saku," terangnya.
3. Kesadaran lingkungan harus dikenalkan sejak dini

Uang tersebut bebas digunakaan siswa untuk belanja kebutuhan sekolah atau menjadi tabungan untuk menyiapkan pendidikan selanjutnya. Melalui program ini Pemkab mengingatkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan sangat penting. Apabila ekologi rusak tentu berdampak besar terhadap tatanan ekonomi yang telah dibangun. "Kami memang sengaja menyasar lembaga pendidikan. Bagi kami kesadaran lingkungan harus dipahami sejak usia dini sebagai pendidikan karakter," pungkasnya.


















