Ratokid, Permainan Ciptaan Mahasiswa Ubaya untuk Cegah Penculikan Anak

Karena maraknya penculikan yang terjadi

Surabaya, IDN Times - Maraknya kasus penculikan anak menggugah hati seorang Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya). Mahasiswa yang bernama Shindy Arista itu membuat media pembelajaran bagi anak-anak.

Media papan permainan yang dibuatnya, diberi nama 'Ratokid Board Game'. Melalui permainan ini, Shindy ingin membantu para orangtua dan guru mencegah penculikan terhadap anak.

Baca Juga: Inilah 9 Keseruan yang Hanya Akan Dirasakan oleh Mahasiswa Pertanian

1. Terinspirasi dari tingkat penculikan anak yang tinggi

Ratokid, Permainan Ciptaan Mahasiswa Ubaya untuk Cegah Penculikan AnakIDN Times/Fitria Madia

Shindy mengatakan saat berencana mengajukan tugas akhir kepada dosen pembimbingnya tahun 2018, ia mendapati naiknya tingkat penculikan anak di Indonesia

Kala itu, dia mengetahui jika menurut data Komnas Perlindungan Anak, jumlah kasus anak meningkat dalam dua tahun terakhir. Data itu menyebutkan pada tahun 2015 ada 87 kasus, lalu meningkat menjadi 196 kasus di tahun 2017.

"Akhirnya saya memutuskan membuat permainan anak untuk mencegah penculikan ini," jelas mahasiswa jurusan desain manajemen produk tersebut, Selasa (15/1).

2. Permainan terdiri dari tiga latar belakang

Ratokid, Permainan Ciptaan Mahasiswa Ubaya untuk Cegah Penculikan AnakIDN Times/Fitria Madia

Permainan yang dibuat Shindy berupa papan permainan atau board game yang terdiri dari tiga latar belakang (set), yaitu rumah, sekolah, dan taman bermain.

"Di permainan ini, anak-anak akan belajar bagaimana caranya menghindari orang asing atau orang yang tidak dikenal. Saya memakai tiga set yang  ramah untuk anak," terangnya.

3. Miniatur anak dan penculik dapat diberi foto

Ratokid, Permainan Ciptaan Mahasiswa Ubaya untuk Cegah Penculikan AnakIDN Times/Fitria Madia

Dalam permainan yang diciptakan Shindy, orang asing atau penculik ditandai dengan pion miniatur orang bertopi hitam. Sedangkan anak-anak ditandai dengan topi biru atau merah muda. Pion-pion ini pun dapat diganti dengan foto anak-anak dan orang asing.

"Foto orang asingnya bisa ambil di majalah atau internet. Ambil foto siapa saja, karena orang asing atau penculik sekarang itu gak cuma yang bertato atau bertampang seram," ujarnya.

4. Permainan yang terdapat tingkat kesulitan

Ratokid, Permainan Ciptaan Mahasiswa Ubaya untuk Cegah Penculikan AnakIDN Times/Fitria Madia

Permainan itu dilengkapi dengan buku panduan. Dalam Buku panduan, kata Shindy, terdapat soal-soal yang harus dipecahkan oleh sang anak atau pemain. Tiap soal terdiri dari rekayasa letak penculik, rumah, anak, dan tempat lain. Anak-anak harus mengatur jalan agar menghindari orang asing dan tiba di rumah.

"Levelnya 1-20 dengan tingkat kesulitan masing-masing. Orangtua atau guru dapat mendampingi. Tapi kalau anaknya main sendiri juga bisa," imbuhnya.

5. Mainan hasil karyanya akan dipasarkan bebas

Ratokid, Permainan Ciptaan Mahasiswa Ubaya untuk Cegah Penculikan AnakIDN Times/Fitria Madia

Shindy ingin permainan hasil karyanya dipasarkan secara bebas. Hanya saja, dia masih terkendala dari material permainan yang cukup mahal, sehingga per paket permainan dapat dibanderol dengan harga Rp300 ribu.

"Rencananya, akan dipasarkan ke sekolah-sekolah, taman bermain, dan juga ke rumah-rumah, sehingga anak-anak bisa belajar semua untuk mengerti konsep orang asing dan penculikan dapat ditekan," harapnya.

Baca Juga: 7 Trik Ini Membantumu Jadi Mahasiswa yang Mandiri Secara Finansial

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya