Memahami Purwakanthi, Seni Sastra Bahasa Jawa

Seni menurut KBBI adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya). Terdapat banyak bentuk seni di Indonesia, mulai dari karya seni dua dimensi, tiga dimensi, musik, dan masih banyak lagi. Selain itu, terdapat pula seni tradisional yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah purwakanthi, salah satu seni tradisional Jawa dalam bentuk sastra yang masih ada hingga saat ini.
Nah, supaya kamu bisa lebih mengenal dan paham, di bawah ini adalah beberapa penjelasan mengenai purwakanthi Bahasa Jawa:
1. Pengertian Purwakanthi

Purwakanthi merupakan salah satu jenis karya sastra Jawa yang berasal dari dua kata, yakni "purwa" yang artinya awal dan "kanthi" yang artinya mengulang. Secara harfiah purwakanthi merupakan suku kata atau kata bagian belakang mengikuti yang sudah disebut di bagian awal atau kata sebelumnya. Baik itu berupa pengulangan suara vokal, konsonan, maupun kata tertentu.
Terdapat tiga jenis purwakanthi, yaitu purwakanthi guru swara, purwakanthi guru sastra, dan purwakanthi guru basa. Setiap jenis purwakanthi memiliki ciri khasnya masing-masing.
2. Purwakanthi Guru Swara (Asonansi)

Purwakanthi guru swara dalam Bahasa Indonesia juga disebut sebagai asonansi, yakni rima berdasarkan pengulangan suara vokal. Purwakanthi ini memiliki persamaan suara huruf vokal yang bisa berupa a,i,u,e,o. Letak suara tersebut bisa berada di awal, tengah, atau akhir baris. Purwakanthi guru swara digunakan dengan tujuan memberi penguatan dalam puisi.
Contoh:
- Adigang, adigung, adiguna
- Becik ketitik, ala ketara
- Ana awan, ana pangan
- Gemi setiti ngati-ati
- Ayem tentrem
- Ati bengkong, oleh oncong
- Sinajenan kinutugan
- Gendhon rulon
- Gelem obah, mesthi mamah
- Tunggak jarak mrajak, tunggak jati mati
3. Purwakanthi Guru Sastra (Aliterasi)

Purwakanthi guru sastra dalam Bahasa Indonesia juga disebut sebagai aliterasi, yakni pengulangan konsonan. Jadi, terdapat persamaan huruf pada setiap awalan kata. Konsonan di awal kata tersebut berhubungan dengan antar larik dalam sebuah puisi.
Contoh:
- Bobot, bibit, bebet
- Katula-tula ketali
- Laras, lurus, leres, laris
- Wong urip iku kudu wigen, tengen, lan mugen
- Tata, titi, tentrem
- Tatag, teteg, bakal tutug
- Menthok-menthok mung lakumu megal-megol gawe gutu
- Garang nanging garing
- Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
- Tarti tata-tata, ate metu turut ratan, diutus tuku tahu tempe dhuwite kertas telung atus
4. Purwakanthi Guru Basa/Lumaksita (Anadiplosis)

Purwakanthi guru basa atau lumaksita juga disebut anadiplosis dalam Bahasa Indonesia, yakni pengulangan di akhir kata. Jadi, kata yang sudah disebutkan di awal, akan disebutkan lagi sehingga kata tersebut seolah berjalan.
Contoh:
- Nandhang lara, larane wong lara lapa
- Saking tresna, tresnane mung samudana
- Bayem arda, ardane ngrasuk busana
- Rujak degan, degane krambil ijo
- Cublak-cublak suweng, suwenge ting gelenter
- Nemu kembang, kembange wangi, wangine gawe keblinger
- Janur gunung, gunung geni lor ngayogya
- Kejaduk tembok, temboke sing warna biru, birune kaya langit
- Mangan ati, atine sing kelara-lara
- Asung bekti, bektine kawula marang gusti
5. Peran Purwakanthi

Dengan memanfaatkan rima dan alunan bunyi, purwakanthi dapat berperan untuk memperindah suatu kalimat supaya kalimat tersebut menjadi lebih enak didengar. Selain itu, purwakanthi juga digunakan oleh masyarakat Adat Jawa sebagai ungkapan supaya susunan katanya lebih ringkas dan mudah diingat. Seiring berkembangnya zaman, purwakanthi kini juga masih sering digunakan dalam pertunjukan tembang dan karya puisi Bahasa Jawa.
Keberadaan purwakanthi sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Sebagai salah satu seni sastra Bahasa Jawa yang masih ada hingga sekarang, purwakanthi menjadi salah satu bukti bahwa seni tradisional dapat bertahan dan bisa dikenal oleh lintas generasi. Dalam melestarikan seni tentu tidak mudah dan membutuhkan ketekunan. Oleh karena itu, selagi masih bisa mengenal seni tradisional, maka sebaiknya dipelajari supaya lebih mengenal dan memahami seni tersebut.