Shanun Rahmani: Suara Emas Generasi Muda Surabaya yang Menggetarkan

Surabaya, IDN Times - Ketika lantunan lagu “Ibu Pertiwi” menggema di pelataran Tugu Pahlawan, suasana seketika berubah hening. Ribuan pasang mata terpaku, dada bergemuruh, dan banyak yang menahan haru. Di tengah panggung bersejarah itu, berdiri Shanun Rahmani, siswi SMPN 19 Surabaya, menyanyikan bait demi bait dengan penghayatan yang begitu dalam.

Bukan sekadar penampilan, suara bening Shanun seolah mengalirkan energi yang membuat bulu kuduk berdiri. “Saat Shanun menyanyi, seakan jiwa kita disentuh untuk kembali mengingat jasa para pahlawan,” ujar Devi seorang ibu yang hadir bersama anaknya, masih terbawa suasana syahdu.

Penampilan Shanun menjadi salah satu momen paling berkesan dalam acara Ikrar Jogo Suroboyo, sebuah agenda besar yang digelar Pemerintah Kota Surabaya bersama Forkopimda, organisasi masyarakat, dan berbagai elemen warga. Bertempat di monumen yang menjadi simbol perjuangan arek-arek Suroboyo, acara ini meneguhkan komitmen kolektif, menjaga Surabaya tetap aman, damai, dan penuh kebersamaan.

Bagi Shanun, tampil di acara sebesar ini adalah kehormatan besar. Meski usianya masih belia, prestasi yang diraihnya sudah mengilap. Ia pernah dinobatkan sebagai Ning Cilik Surabaya 2024, juara FLS2N kategori menyanyi solo tingkat Kota Surabaya, hingga aktif di berbagai ajang seni lokal. Rekam jejak itu menempatkannya sebagai salah satu talenta muda Surabaya yang patut diperhitungkan.

Namun lebih dari itu, Shanun menghadirkan sesuatu yang lebih dalam, pesan cinta tanah air melalui seni. Dengan ketulusan, ia menunjukkan bahwa semangat patriotisme tidak hanya hidup dalam pertempuran, tetapi juga dalam suara merdu yang mengalunkan syair-syair kebangsaan.

“Shanun bukan hanya menyanyi, tapi menyuarakan hati Surabaya,” komentar Saipul yang hadir dalam ikrar, menegaskan arti penting penampilan remaja ini.

Ketika tepuk tangan panjang menggema dan para hadirin berdiri memberikan apresiasi, penampilan Shanun terasa lebih dari sekadar pertunjukan musik. Itu adalah jembatan emosional, menghubungkan masa lalu Surabaya yang penuh perjuangan dengan masa depan yang penuh harapan.

Dengan setiap nada, Shanun mengingatkan bahwa Surabaya memiliki generasi penerus yang siap menjaga nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa. Suaranya menjadi simbol bahwa perjuangan tidak berhenti di masa lalu, melainkan terus dilanjutkan oleh anak-anak muda yang mencintai kotanya.