Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Nyewain HP untuk Konser, Ide Bisnis Gen Z yang Gak Banyak Terpikirkan

Ilustrasi Konser Musik (unsplash.com/Lobar Qudratovna)
Intinya sih...
  • Safina dan Lita membuka bisnis sewa handphone untuk konser musik di Jakarta sejak 2024.
  • Harga sewa handphone berkisar Rp200 ribu hingga Rp900 ribu tergantung musisi dan lokasi konsernya.
  • Pakar ekonomi menyatakan bahwa bisnis kreatif ini memberikan kontribusi pada perekonomian nasional dan menunjukkan kreativitas anak muda.

Surabaya, IDN Times - Gemerlap lampu sorot menyinari panggung. Sorak sorai terdengar ketika alunan musik mulai diputar. Riuh semakin menggelegar ketika sang bintang muncul dari balik asap panggung. Ribuan pasang mata terpanah, histeris, lalu berjingkrak gembira. Mereka bergegas mengabadikan momen tersebut dengan gawai. Para fans itu berebut tempat merekam biar kegembiraan yang mereka rasakan tak terlewat.

Hajatan konser selalu begitu. Ada penampilan memukau bintang yang dibalas dengan keriuahan puas para fans. Selain kegembiraan, ada juga perputaran uang yang tidak sedikit di setiap konser musik. Celah itu dilihat betul oleh Safina (23). Ia punya ide bisnis yang sama sekali tak banyak dipikirkan orang: sewa handphone untuk konser. Menurut Safina setiap detik dalam konser musik adalah hal yang terlalu berharga untuk dilewatkan. Menyimpan memori indah selama konser musik ke dalam ponsel menjadi opsi yang kerap dilakukan agar kenangan itu bisa dilihat kembali di kemudian hari.

Safina yang saat ini berstatus sebagai salah satu pegawai kantoran di Jakarta Barat ini mengaku mulai membuka bisnis sewa handphone sejak 2024 lalu. Mulanya ia hanya iseng mengajukan diri untuk menyewakan handphone-nya ke salah satu teman KPOPERS-nya yang saat itu hendak menonton konser dan ingin menyewa handphone. Dari situ ia terpantik untuk membeli handphone lagi untuk disewakan. Mulanya, hanya beberapa merek yang ia sewakan. Kini, handphone-handphone dengan spesifikasi tinggi yang mendukung pengambilan gambar saat konser turut ia sediakan, mulai iPhone 13, iPhone 15 Pro Max, 2 unit Samsung S24 Ultra, Samsung S25 Ultra, hingga iPhone 16 Pro.

“Tantangannya yang pertama banget pasti takut hp dibawa kabur sama penyewa/client, kedua takut hp dijambret pas di venue sama orang asing, ketiga takut hp rusak karena kecerobohan client, tapi alhamdulillahnya sejauh ini dan semoga kedepannya gak kejadian hal-hal tersebut ya,” kata Safina, kepada IDN Times, Mei 2025 lalu.

Safina mengatakan bahwa permintaan yang paling banyak dari calon penyewa handphone-nya adalah merk Samsung karena kemampuan zoom-nya yang sangat bagus. Harga sewa yang ia berikan berkisar Rp200 ribu hingga Rp900 ribu, tergantung konser dari musisi siapa dan di mana lokasi konsernya berlangsung.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian, Safina memberikan kontrak perjanjian di atas materai dan mengaktifkan fitur-fitur find my phone. Selain itu, Safina juga harus memegang KTP asli, SIM, atau passpor si pelanggan. Selain itu, ketika konser, Safina melarang para pelanggannya untuk mematikan data seluler dan menyalakan mode pesawat.

Tak tanggung-tanggung, jika sedang banyak konser digelar di Jakarta, ia bisa meraup keuntungan hingga Rp10 juta. Keuntungan tersebut, kata dia dipakai untuk investasi ke saham atau deposito, serta membeli handphone baru lagi untuk disewakan. 

Menurut Safina, ide bisnis kreatif ini merupakan bukti bahwa anak muda akan melakukan pekerjaan apapun selama itu ada profitnya. Namun, ia tidak setuju apabila bisnis ini dijadikan strategi anak muda untuk antisipasi ketidakpastian ekonomi karena banyaknya pertimbangan di industri konser dan kondisi ekonomi yang tidak stabil.

“Buat aku si pelaku usaha saat ini juga ketar-ketir kok, untungnya aku punya income lain selain bisnis ini yang emang ngebantu banget. Tapi gimana sama pelaku usaha yang hanya punya satu tempat pemasukan aja? Mungkin bisnis ini lebih cocok dijadikan side income sih, bukan income utama.” ujar Safina. 

Cerita lainnya datang dari Lita (28), seorang karyawan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta. Ia memulai bisnis sewa handphone sejak tahun 2024 lalu. Mulanya, ia hanya berniat membantu sepupunya. Namun, karena ada beberapa alasan pribadi, akhirnya bisnis ini beralih kepadanya.

Lita menyesuaikan harga sewa handphone dengan lokasi venue konser yang berjalan. Misalnya untuk wilayah Gelora Bung Karno (GBK) atau Indonesia Convention Exhibition (ICE) area, Lita memberi harga sekitar Rp550 ribu. Sementara untuk Mata Elang International Stadium (MEIS) atau Jakarta International Stadium (JIS), ia patok Rp600-700 ribu . Penentuan tersebut dilakukan karena disesuaikan dengan biaya jarak rumah Lita dengan daerah yang dituju. Lita sendiri mendapatkan keuntungan bersih sebanyak Rp250 ribu per satu kali sewa.

Unit handphone yang selama ini Lita sewakan adalah merk Samsung S23 Ultra. Meskipun hanya menyediakan satu unit, tetapi hingga saat ini ia sudah memiliki empat pelanggan tetap. Sama seperti Safina, Lita juga memberikan syarat ketat kepada para pelanggannya untuk memitigasi segala kemungkinan, seperti isi google form, bayar DP Rp50-100 ribu, isi surat perjanjian, scan KTP asli, scan SIM atau kartu identitas kantor.

Pernah suatu ketika unit handphone yang disewakan Lita tidak bisa dihubungi ketika konser selesai. Ia panik dan mengira bahwa unitnya hilang. Tetapi untungnya nasib baik masih berpihak padanya, unit handphone-nya ternyata mati karena baterai habis dan kembali lagi ke tangannya. 

Tidak hanya syarat ketat, Lita juga melakukan langkah preventif bijak lainnya seperti mengecek ulang profil si penyewa handphone di internet.

“Aku silently cari akun calon cust misal linkedin, Facebook, Instagram, atau get contact untuk liha track record mereka. Selain itu aku aktifkan fitur find my phone, Samsung find, google security, sama lock device from another device. Jadi kalau aneh-aneh aku bisa masuk darurat ke hpku,” ungkap Lita.

Lita tidak menampik bahwa munculnya ide bisnis kreatif seperti sewa handphone untuk konser adalah salah satu bentuk ketidakstabilan ekonomi yang juga didorong oleh kreativitas anak muda, apalagi di era sekarang semuanya serba mahal sehingga butuh pemasukan tambahan.

“Bahkan kadang nih ya ngerasanya gaji dari kerja aja gak cukup, sementara semua harga makin naik. Mau gak mau kita harus putar otak gimana caranya kita menghasilkan uang tambahan untuk paling nggak ya bisa nafas lah sedikit. Ya salah satunya ini dari menyewakan HP. Ya kreativitas juga sih, kita tuh udah sampai di tahap ini baru sadar ternyata emang akhirnya uang yang masuk dari penjualan jasa ini jadi penyokong juga untuk ekonomi aku pribadi.''

Pakar Ekonomi UNESA, Dr. Lucky Rachmawati, S.E., M.Si. (Dok. pribadi Dr. Lucky Rachmawati, S.E., M.Si.)

Safina dan Lita bisa jadi bukti bahwa peluang usaha bisa datang dari mana saja dan dengan celah sekecil apapun. Pakar Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Dr. Lucky Rachmawati, S.E., M.Si. memaparkan bahwa ada banyak peluang anak muda untuk mengembangkan ide bisnis kreatif. Kewirausahaan akan muncul apabila ada permintaan dan apa yang sedang dibutuhkan pada momen tersebut. Dan adanya bisnis sewa handphone untuk konser ini menjadi salah satu indikator bahwa jiwa anak muda semakin kreatif.

“Ketika anak muda bisa memanfaatkan peluang, maka ia bisa bertindak sebagai konsumen dan produsen sekaligus. Tapi kalau tidak, maka ia hanya bisa menjadi konsumen akhir,” terang Lucky kepada IDN Times pada Kamis (15/05/2025).

Dari kacamata ekonomi, meskipun ide bisnis kreatif seperti ini bukan pekerjaan sektor formal dan kemungkinan nantinya akan semakin anak muda yang berkecimpung di dalamnya, hal tersebut tidak akan menjadi masalah bagi ekonomi nasional. Adanya peluang tersebut terhitung sebagai bentuk UMKM dan malah memberikan kontribusi serta dapat menumbuhkan perekonomian nasional.  

Apabila berbicara apakah usia bisnis sewa handphone untuk konser ini punya potensi jangka panjang atau tidak, itu tergantung pada kemajuan digitalisasi. Mengingat handphone merupakan salah satu teknologi yang selalu berkembang cepat, maka akan mempengaruhi pasar. Maka dari itu, menurut Lucky, para penyedia jasa sewa handphone untuk konser harus selalu mempunyai rencana darurat.

“Ketika sudah ada penurunan minat itu pengusaha seharusnya sudah mulai ancang-ancang selanjutnya mau ngapain karena siklus bisnis tidak mungkin naik terus. Nah ketika mau turun, pengusaha harus ancang-ancang, entah itu modifikasi atau jual yang lain. Kita tidak pernah tau apa yang dibutuhkan kedepan, tetapi sinyal atau tanda-tanda setelah ini akan ada peralihan apa (di pasar) itu selalu ada,” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us