TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arek Malang Desak Arema FC Mundur dari Liga 1

PT AABBI diminta tidak menggunakan nama Arema lagi

Aksi Arek Malang Bersikap di depan Kantor Arema FC. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Massa demontrasi yang mengatasnamakan Arek Malang Bersatu melakukan aksi di depan kantor Arema FC Jalan Mayjend Panjaitan Nomor 42, Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Dalam aksi yang berakhir ricuh tersebut, massa yang memakai atribut hitam-hitam menyampaikan 3 tuntutan kepada manajemen Arema FC.

Ketiga tuntutan tersebut diantaranya menuntut Arema FC atau PT AABBI selaku klub yang amoral untuk mundur dari kompetisi liga 1. Menolak segala aktivitas PT AABBI alias Arema FC sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan di seluruh wilayah Malang Raya. Mendesak PT ABBI sebagai induk dari Arema FC sebagai subjek hukum (korporasi) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam upaya Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan serta kooperatif dalam proses hukum yang berjalan.

Arek Malang Bersikap juga memberikan tenggat waktu selama 14 hari kepada manajemen untuk merespon tuntutan mereka. Kalau tidak, mereka akan melancarkan aksi yang lebih keras dan lebih banyak lagi.

"Kami telah berusaha mengingatkan jajaran PT AABBI atau Atema FC kembali dengan mengirimkan surat terbuka melalui email maupun secara langsung. Namun, hingga hari ini belum ada itikad baik dari korporasi PT AABBI untuk merespon tuntutan dari massa aksi Arek Malang," tegas Yoyok selaku orator Arek Malang Bersikap usai aksi pada Minggu (29/01/2023).

Baca Juga: Demo Aremania di Depan Kantor Arema FC Ricuh

1. Tragedi Kanjuruhan adalah coretan hitam nan kelam

Aksi Arek Malang Bersikap di depan Kantor Arema FC. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Arek Malang Bersikap menilai jika Tragedi Kanjuruhan pada 01 Oktober 2022 adalah coretan hitam nan kelam dalam sejarah Arek Malang. Pasca terselenggaranya pertandingan antara Persebaya melawan Arema FC telah terenggut 135 nyawa manusia dan mengakibatkan ratusan lainnya luka-luka, serta menjadi pengalaman yang menyeramkan bagi ribuan pasang mata. Dalam peristiwa tersebut, tidak ada faktor tunggal penyebab Tragedi Kanjuruhan ini.

"Selain tindakan penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use of force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian massa yang tidak sesuai prosedur, sistem penyelenggaraan pertandingan yang berorientasi pada laba sebesar-besarnya (modern football) dengan menanggalkan aspek keselamatan supporter juga menjadi fakta sejarah yang tidak dapat kita bantah sebagai penyebab," tegasnya.

2. Menolak modern football

Kerusakan store Arema FC setelah aksi Arek Malang Bersikap. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Arek Malang Bersikap mendesak keadilan terwujud melalui aspek hukum, perlawanan keras mereka juga ditujukan kepada industri Modern Football yang menempatkan supporter hanya sebagai konsumen yang bisa seenaknya dieksploitasi tanpa terjamin aspek keselamatannya. 

"Oleh sebab itu pada tanggal 15 Januari 2023 massa aksi Arek Malang Bersikap melakukan serangkaian aksi di depan kantor Arema FC atau Kandang Singa milik PT AABBI dengan tujuan mengingatkan klub sebagai salah satu pihak yang terlibat terhadap tragedi kemanusiaan besar ini agar turut serta bertanggung jawab," tuturnya.

Baca Juga: Dua Aremania Nangis saat Jadi Saksi, Teringat Tragedi dan Gas Air Mata

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya