Dua Aremania Nangis saat Jadi Saksi, Teringat Tragedi dan Gas Air Mata

Sidang hari ini menghadirkan tiga Aremania

Surabaya, IDN Times - Tiga Aremania, Eka Sandi Nanda, Estu Aji Kuncoro dan Ahmad Syaifudin bersaksi di sidang tragedi Kanjuruhan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/1/2023). Dua di antara dari Aremania yaitu, Eka dan Syaifudin menangis saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) memutar rekaman video evakuasi di Pintu 13 saat tragedi 1 Oktober 2022 lalu.

Aremania yang jadi saksi, Eka Sandi tak kuasa membendung air matanya. Dia teringat betul tragedi tersebut. Hari di waktu tragedi, Eka Sandi masuk stadion saat pertandingan sudah berjalan 28 menit. Waktu itu Arema FC sudah tertinggal satu gol dari tamunya, Persebaya Surabaya. Saat masuk, Eka diperiksa oleh dua polisi berbaju preman dan satu steward memakai rompi oranye.

Tidak ada pemeriksaan tiket secara ketat karena banyak suporter yang mencoba masuk. Petugas hanya meminta suporter segera memasang tiketnya di tangan. Menjadi gelang. Kemudian mengangkat tangan seolah menunjukan tiket ekonomi berwarna biru.

Setelah berhasil masuk, Eka Sandi berjalan menuju tribun. Dia merangsek ke tribun atas. Hingga tembus ke tribun 13. Sesaat setelah pengadil lapangan meniup peluit panjang. Ada suporter yang masuk. Ada steward yang menghalau. Dibantu aparat. Eka Sandi hanya melihat dari atas tribun.

Tak lama kemudian, Eka Sandi melihat tembakan gas air mata ke arah lapangan. Disusul tembakan ke arah tribun 3-4. Selanjutnya ada tembakan ke tribun 7. Kemudian ke tribun 9-10. Sampai akhirnya petaka mendatanginya, gas air mata diarahkan ke tribun 13.

"Sebelum keluar asap kena mata saya. Terkena pertama kali saya terjatuh, gak bisa melihat, efek lemas pada tubuh. Saya tertendang satu orang. Saya diamankan satu petugas baju coklat," ungkap dia.

Eka Sandi langsung bangkit untuk menyelamatkan diri. Dia kembali ke tribun 14. Selanjutnya keluar lewat pintu darurat yang berada di pojok tribun 14. Beruntung, Eka Sandi bertemu temannya. Dia dibawa ke Rumah Sakit (RS) Kepanjen tapi sudah penuh. Kemudian ke RS Wafa Husada ditangani selama 20 menit.

"Setelah itu banyak korban meninggal dunia dibawa ke RS Wafa. Yang saya alami tidak bisa melihat dan lemas," kata dia. Hari berikutnya Eka Sandi merasa harus menjalani perawatan medis. Ia pun dirawat inap 3 hari di rumah sakit.

Sementara saksi Ahmad Syaifudin mengaku berhasil keluar dari tribun 14. Tetapi saat di luar stadion dia justru terkena gas air mata. Tembakan itu ia dapat ketika berjalan di dekat pintu utama lobi stadion. Dia mengiranya petasan tetapi malah mengeluarkan asap yang bikin perih matanya.

Syaifudin berusaha tetap berlari. Tapi di tugu selamat datang stadion justru terkena tembakan gas air mata kedua kalinya. Matanya makin perih. Sampai akhirnya dia berhasil menyelamatkan diri. Singkat cerita, diantar oleh sang istri ke rumah sakit untuk menjalani rawat inap tiga hari.

Baca Juga: Berang dengan Sikap Klub, Aremania Segel Kantor Arema FC

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya