Pelari Asal Kenya Masih Rajai Rute Terpanjang Ijen Green Run

Diikuti 560 pelari dalam dan luar negeri

Banyuwangi, IDN Times - Pelari asal negara Kenya, Samson Karega Kamau jadi yang tercepat di kelas 42 kilometer, jarak terjauh di ajang kompetisi Banyuwangi Ijen Green Run, 2019. Samson berhasil menorehkan kemenangan di ajang sport tourism yang sebelumnya pernah dia raih di tahun 2017. Kali ini, Samson menjadi juara utama dengan catatan waktu tempuh 03:40:43 detik.

Para pelari terbagi dalam tiga kelas, yakni marathon 42 kilometer, half marathon 22 kilometer, dan terakhir 9 kilometer.

"Rutenya lebih bagus, dan yang pasti tanjakannya tetap menantang. Udaranya sangat bersahabat, sangat membantu. Menurut saya, tahun ini lebih sempurna penataan jalurnya," kata Samson, usai meraih juara, Minggu (21/7).

 

1. Diikuti 560 pelari dalam dan luar negeri

Pelari Asal Kenya Masih Rajai Rute Terpanjang Ijen Green RunIDN Times/Istimewa

 

Banyuwangi Ijen Green Run, diikuti
560 pelari dari dalam dan luar negeri. Para peserta tidak hanya dari Banyuwangi, namun dari sejumlah kota besar seperti Surabaya, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, hingga Makassar. Bahkan, beberapa pelari luar negeri juga tercatat. Mulai dari Kenya, Perancis, dan Belanda. 

Ajang menyuguhkan konsep medan lari yang naik-turun, berbelok jalanan berbagai medan mulai dari tanah, aspal hingga menyeberang sungai di kawasan Kaki Gunung Ijen. Titik berangkat dan berakhirnya ditempatkan di Gandrung Terakota, Kecamatan Licin.

2. Dikenal dengan medan yang menantang

Pelari Asal Kenya Masih Rajai Rute Terpanjang Ijen Green RunIDN Times/Istimewa

 

Penghobi trail run asal Amerika Serikat, Ryan Feinstein, menilai rute Ijen Green Run sangat menantang dan menguras tenaga.

"Waktu melewati sungai itu yang sulit. Banyak yang jatuh. Kita melewati perbukitan, naik turun rutenya, beruntung hawanya sejuk. Saya benar-benar menikmati rute ini, tahun depan saya pasti ikut kompetisi ini," katanya

Tanjakan menjadi salah satu ciri khas trek yang disuguhkan dalam kompetisi lari yang telah memasuki tahun ke-empat ini. Mengawali start dari Taman Gandrung Terakota, peserta langsung dihadapkan pada tanjakan yang kemiringannya mencapai 40 derajat.

"Tanjakannya luar biasa. Benar-benar menguras tenaga. Bahkan ada tanjakan yang kita naiknya harus pakai tali. Namun, pemilihan rutenya kian tahun kian menarik," ucap Sutikno, pelari yang tahun ini menjuarai kategori 22K.

3. Sport tourism, tawarkan pemandangan indah

Pelari Asal Kenya Masih Rajai Rute Terpanjang Ijen Green RunIDN Times/ Istimewa

 

Tak hanya menyajikan tantangan, pemandangan yang indah menjadi obat semangat para pelari. Para pelari juga melewati kebun kopi, hutan pinus, hingga hamparan lahan bawang putih yang sangat menarik. 

Seperti yang diceritakan Erna Luciawati yang datang bersama 25 orang sahabatnya sesama penyuka olahraga lari di Surabaya. Selain menikmati panorama yang elok, keramahan penduduk sepanjang lintasan menjadi daya tarik tersendiri. 

"Masyarakatnya ramah. Mereka memberi semangat. Juga ngasih minuman, makanan, saat melintas di depannya," terang Erna.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, perlu adanya inovasi dari setiap even yang digelar, salah satunya Banyuwangi Ijen Green Run. Dikenal sebagai ajang lari rute menantang, pihaknya harus memberikan rute terbaru kepada pelari tiap tahunnya, agar tidak muncul kejenuhan.

"Sengaja kami mengambil start dan finish di sini. Selain untuk promosi, juga untuk memberikan pengalaman yang baru dari tahun ke tahun bagi peserta. Ajang sport tourism seperti Ijen Green Run ini, memang memiliki pangsa pasar tersendiri. Namun, harus tetap ada inovasi agar penyelenggaraannya selalu dinantikan dan diminati," kata Anas.

Baca Juga: Wakil Dubes Australia Kunjungi Mal Pelayanan Publik Banyuwangi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya