Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral Siswa SD Ujian Pakai Topeng, Ternyata di Surabaya

Siswa SDN ujian pakai topeng di Surabaya. Screenshoot TikTok.

Surabaya, IDN Times - Sebuah video siswa yang sedang ujian Matematika memakai berbagai macam topeng viral di media sosial TikTok. Diketahui video tersebut ternyata di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Surabaya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh membenarkan bahwa video tersebut direkam di wilayahnya. Ia justru mengapresiasi ide unik pengajar atau guru terkait hal itu. “Strategi-strategi ini sudah jelas standar dan ukurannya, jadi guru bisa menilainya,” ujarnya, Kamis (7/11/2024).

Yusuf menjelaskan, penggunaan topeng saat penilaian harian mata pelajaran Matematika itu bertujuan untuk menanamkan karakter kejujuran siswa. Selain itu, guru tersebut juga ingin membuat pelajaran Matematika yang biasanya ditakuti peserta didik, menjadi pelajaran yang menyenangkan. 

“Guru tersebut tidak mewajibkan membawa topeng. Topeng yang ada di rumah bisa dipakai. Kalau tidak punya, ya, tetap boleh mengikuti penilaian harian,” terangnya.

Topeng tersebut, lanjut Yusuf, dipakai di awal sebelum penilaian untuk memotivasi siswa memahami bagaimana karakter orang yang bermuka dua atau tidak jujur saat penilaian harian. Ternyata respons siswa beragam. 

"Ada yang merasa senang, lucu, dan menambah semangat mengerjakan soal-soal. Terbukti nilai Matematika siswa tersebut rata-rata bagus," kata dia.

Topeng itu juga tidak dipakai terus menerus selama penilaian harian Matematika berlangsung. Digunakan hanya di awal dan di akhir sekitar 10 menitan. 

Penggunaan topeng itu, kata Yusuf, niatnya sangat bagus karena memiliki muatan karakter melatih kejujuran anak. Karakter ini bukan hanya ditanamkan saat proses ujian berlangsung, namun juga saat kegiatan belajar mengajar. 

“Media pembelajaran yang digunakan guru untuk mengajar itu memang bervariatif. Ada yang menggunakan topeng seperti ini, ada yang menggunakan boneka, kemudian wayang, audio-visual, dan lain-lain. Pada intinya para guru ingin membuat suasana kelas menjadi nyaman dan menyenangkan,” pungkasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar
EditorArdiansyah Fajar
Follow Us