Di Surabaya Ada Rumah Sakit Berbasis AI

- Rumah Sakit Berbasis AI di Surabaya, inisiatif Mochtar Riady untuk masa depan layanan kesehatan Indonesia.
- Gedung Mochtar Riady Center di RS Siloam Surabaya dilengkapi teknologi tinggi seperti linear accelerator dan instalasi PET scan.
- ICU terbaru RS Siloam Surabaya telah berbasis AI, memungkinkan sistem memprediksi kondisi pasien 30 menit sebelum memasuki fase kritis.
Surabaya, IDN Times – Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) makin merambah dunia kesehatan, dan kali ini langkah besarnya datang dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. Dalam peresmian Gedung Mochtar Riady Center di RS Siloam Surabaya, pria berusia 97 tahun ini menegaskan komitmennya menjadikan rumah sakit berbasis AI sebagai masa depan layanan kesehatan Indonesia.
Menurut Mochtar, perkembangan teknologi saat ini sudah memasuki babak baru. Bukan lagi sekadar teknologi yang membantu “otot”, namun juga “otak”. Transformasi inilah yang mendorongnya meyakini bahwa AI hospital harus segera diwujudkan di Indonesia.
"Revolusi industri keempat tidak hanya menghadirkan teknologi berbasis otot, tapi juga otak. Sekarang ada artificial intelligence. Awalnya hanya untuk teks dan foto, kini bisa membuat animasi, video, hingga suara,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Mochtar menegaskan bahwa rumah sakit berbasis kecerdasan buatan akan menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. “AI hospital adalah solusi bagi bangsa kita. Tidak hanya teknologinya, tapi juga dokternya yang kompeten. Sehingga tidak perlu berobat ke Singapura, cukup di dalam negeri saja,” tegasnya.
Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, Caroline Riady, turut menguatkan pernyataan tersebut. Menurutnya, fasilitas terbaru di Gedung Mochtar Riady Center dirancang untuk layanan kesehatan tingkat lanjut, advance care, yang membutuhkan kombinasi dokter spesialis dan teknologi kelas dunia.
Caroline menjelaskan bahwa kebutuhan pasien di Jawa Timur dan Indonesia Timur semakin kompleks sehingga pusat layanan baru ini dilengkapi teknologi berstandar tinggi. Salah satu yang paling mutakhir adalah linear accelerator, perangkat radioterapi presisi tinggi untuk menangani kanker, serta instalasi PET scan yang akan terpasang pada Januari 2026 untuk mendeteksi penyebaran kanker secara akurat.
Selain itu, ICU terbaru RS Siloam Surabaya kini telah berbasis AI. Teknologi ini memungkinkan sistem memprediksi kondisi pasien 30 menit sebelum memasuki fase kritis, jauh lebih cepat dibanding sistem reaktif konvensional.
“ICU kami dilengkapi AI yang bisa mendeteksi pasien sebelum jatuh kritis. Dulu kami bereaksi saat pasien drop, sekarang 30 menit sebelumnya sudah terdeteksi,” jelas Caroline.
Ia menambahkan bahwa integrasi AI di Siloam bukan sekadar membangun aplikasi, melainkan membangun foundation AI berbasis data medis yang terintegrasi. “Electronic medical record kami sudah terpusat dan dipakai di 41 rumah sakit. Data ini jadi fondasi AI yang kuat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr. Erwin Astha Triyono, menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, pemerintah mendukung penuh hadirnya inovasi layanan kesehatan berbasis kecerdasan buatan.
"AI hospital sangat menarik. Kami akan ikut mengembangkan dan mendukung penuh. Sehingga benar seperti kata Pak Mochtar, berobat tak perlu jauh-jauh, cukup di dalam negeri,” pungkasnya.


















