Rumah Nenek di Madiun Rusak Dihantam Balon Udara, Warga Panik di Hari Raya

- Jeritan minta tolong dari dalam rumahPeristiwa mengejutkan ini terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Sebuah balon udara berukuran raksasa tiba-tiba melayang rendah dan menghantam bagian atap rumah Suratun.
- Pemburu balon perparah kerusakanPara pemburu balon datang tanpa permisi, memanjat atap rumah warga tanpa alat bantu, menyebabkan kerusakan tambahan pada genting rumah Suratun dan sekitarnya.
- Tradisi berbahaya yang perlu diaturBalon udara tanpa awak merupakan tradisi khas di beberapa wilayah di Jawa Timur. Namun, tanpa pengawasan ketat, tradisi ini kerap menimbulkan ker
Madiun, IDN Times – Hari Raya Idul Adha yang seharusnya penuh suka cita berubah menjadi kepanikan di Dusun Balungasri, Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Sebuah balon udara tanpa awak jatuh menghantam rumah seorang lansia, Suratun (68), Jumat pagi (6/6/2025), menyebabkan kerusakan parah pada atap rumah dan membuat warga sekitar geger.
1. Jeritan minta tolong dari dalam rumah

Peristiwa mengejutkan ini terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Sebuah balon udara berukuran raksasa tiba-tiba melayang rendah dan menghantam bagian atap rumah Suratun. Genting rumah hancur berantakan, sementara halaman belakang dipenuhi puing-puing dan sisa kain balon.
"Tahu-tahu balon muncul, besar sekali. Atap rumah saya langsung rusak. Saya sampai teriak minta tolong," ujar Suratun.
Meskipun balon tidak meledak, kejatuhannya mengundang kepanikan. Warga yang sedang bersiap melaksanakan pemotongan hewan kurban sontak keluar rumah menyaksikan insiden langka itu.
2. Pemburu balon perparah kerusakan

Yang memperburuk situasi, menurut saksi mata Nurwakit (50), adalah aksi para pemburu balon yang berdatangan tanpa permisi. Mereka nekat memanjat atap rumah warga tanpa alat bantu, menyebabkan kerusakan tambahan pada genting rumah Suratun dan sekitarnya.
"Mereka tiba-tiba sudah di atas atap, enggak pakai tangga. Genteng jadi pada pecah karena mereka berlari-lari," keluh Nurwakit.
Ia menambahkan, perburuan balon udara sudah menjadi fenomena yang tak terhindarkan setiap kali ada hari besar seperti Idul Adha dan 17 Agustus. Namun, jumlah pemburu yang kian banyak membuat warga semakin resah.
"Jumlahnya bisa ratusan. Kami tidak bisa mengontrol kalau sudah sebanyak itu," ujarnya.
3. Tradisi berbahaya yang perlu diatur

Balon udara tanpa awak memang merupakan tradisi khas di beberapa wilayah di Jawa Timur. Namun, tanpa pengawasan ketat, tradisi ini kerap menimbulkan kerugian dan membahayakan warga.
Kejadian di rumah Suratun menjadi peringatan keras bahwa tradisi tanpa kendali bisa berubah menjadi bencana. Warga berharap pemerintah dan pihak berwenang segera turun tangan.
"Kami mohon ada tindakan. Jangan sampai ada korban lebih parah di masa depan," tutup Nurwakit.