Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Survei FISIP UINSA, MAJU Unggul Tipis dari ERJI di Pilkada Surabaya

Ilustrasi Pilwali Surabaya 2020 (IDN Times/Mardya Shakti)

Surabaya, IDN Times - Survei Pilkada Surabaya terbaru yang dirilis oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menyatakaan bahwa Pasangan Calon Wali-Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) unggul tipis dari lawannya, Eri Cahyadi-Armuji (Armuji). Keunggulan ini berdasarkan keinginan warga untuk perbaikan tingkat pengangguran dan jaminan kesehatan.

1. Survei FISIP UINSA melibatkan 350 responden

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya. Instagram.com/uinsa_surabaya

Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP UINSA, Holilah, M. Si menuturkan bahwa survei ini dilaksanakan pada 2-12 November 2020 dengan total 350 responden. Ia mengklaim tingkat kepercayaan dari hasil jajak pendapat tersebut adalah 95 persen. Mayoritas responden yang terpilih beragama Islam sebesar 96,5 persen.

"Kami menggunakan metode multistage random sampling," ujarnya, Selasa (24/11/2020).

2. MAJU unggul tipis

Machfud Arifin dan Mujiaman saat di acara Kadin Surabaya, Rabu (14/10/2020). Ist

Hasilnya, tingkat elektabilitas MAJU sebesar 46 persen. Sementara ERJI berada di angka 42,86 persen.

Untuk popularitas, MAJU unggul tipis sebesar 47,4 persen dibanding ERJI yang meraup 47,1 persen. Untuk akseptabilitas, MAJU lagi-lagi unggul tipis sebesar 47,4 persen, sedangkan ERJI 46,3 persen.

"Selisihnya cukup tipis, ya. Kecuali untuk elektabilitas itu lumayan, selisih 3,14 persen," lanjutnya.

3. Pemilih tergolong rasional

Ilustrasi Pilwali Surabaya 2020 (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam survei ini, Holilah mengatakan bahwa dalam memilih kandidat Cawali, mayoritas masyarakat di Kota Surabaya tergolong rasional dan bukan emosional. Ia menyimpulkan hal ini dari faktor preferensi yang telah dipilih oleh para koresponden.

"Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi-misi (29,4 persen), kemampuan memimpin (23,7 persen), pengalaman (10,1 persen), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7 persen)," tuturnya.

4. Pengangguran dan kesehatan jadi permasalahan utama

Ilustrasi bursa lowongan kerja. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Holilah melanjutkan, keunggulan tipis MAJU didasari beberapa permasalahan yang menurut masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah dari Tri Rismaharini dan harus diselesaikan oleh penerusnya. Permasalahan yang paling banyak dipilih adalah pengangguran.

"Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9 persen), masalah jaminan kesehatan (20,4 persen), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8 persen)," paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dida Tenola
EditorDida Tenola
Follow Us