Jurnalis IDN Times Sabet Juara 1 Karya Jurnalis Pemprov Jatim 2025

- Fajar menapaki bus trans Jatim Koridor II untuk menyajikan sisi human interest dalam artikelnya.
- Ia mengexplore Kampung Majapahit di Desa Bejijong Trowulan yang sarat budaya dan tradisi.
- Konsistensi warga Bejijong merawat budaya dan tradisi Majapahit mampu mendatangkan berkah bagi peradaban mereka.
Surabaya, IDN Times - Jurnalis IDN Times Ardiansyah Fajar, meraih juara 1 dalam lomba karya jurnalis Pemprov Jatim 2025. Penghargaan diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa usai upacara Hari Jadi Jawa Timur ke-80 di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Minggu (12/10/2025) kemarin.
"Terima kasih kepada semua unsur strategis yang ikut mengawal pembangunan di Jawa Timur," ujar Khofifah dalam pidatonya.
Fajar sendiri dalam lomba ini, menyajikan karya peliputan mendalam seputar asa warga di kampung majapahit Mojokerto dalam merawat budaya. Artikel dengan judul Menghidupkan Budaya, Merawat Warisan di Kampung Majapahit mampu menjadi yang terbaik dalam ajang tingkat provinsi itu.
Pestasi ini diraih Fajar sudah ke empat kalinya. Pada tahun 2022 ia meraih juara 1, 2023 juara 1, 2024 juara 2, dan sekarang 2025 juara 1 lagi.
1. Menapaki bus trans Jatim

Fajar menceritakan bahwa dalam menyajikan artikel ini, ia memilih peliputan yang menonjolkan sisi human interest yang bertutur. Mulai dari menyajikan metafora pejalanan menuju lokasi dengan menaiki Bus Trans Jatim Koridor II yang menghubungkan Surabaya-Mojokerto. Fajar pun mengilustrasikan perjalanannya menaiki Bus berlabel Tribuana Tunggadewi—salah satu putri Raja Majapahit, Raden Wijaya—itu, sampai di Kampung Wisata Trowulan, Mojokerto.
"Saya mencoba menyajikan ke pembaca senyatanya, bahwa Bus Trans Jatim memang nyaman, diminati masyarakat dan diminati wisatawan," katanya.
Perjalanan bus Trans Jatim itu, selama ini memang menjadi transportasi andalan yang dihadirkan Pemprov Jatim. Termasuk yang di Koridor II Surabaya-Mojokerto ini, selain murah dan nyaman, bus ini bisa mencover beberapa titik mobilitas masyarakat dengan 20 halte perhentian.
2. Mengekspolor Kampung Majapahit di Desa Bejijong

Trowulan adalah gerban, bi baliknya, tersimpan sebuah desa yang dikenal sebagai Kampung Majapahit Desa Bejijong. Tulisan itu menjadi pembuka Fajar mengajak pembaca menyelami kampung wisata yang sarat budaya dan tradisi.
"Bejijong bukan sekadar desa. Lebih pada ruang hidup yang menyatukan sejarah, budaya, dan kehidupan sehari-hari warganya," kata Fajar.
Selain segala aktivitas menjaga warisan budaya, di desa itu juga terpampang Ornamen Surya Majapahit di setiap pagar rumah. Lambang ini juga dipasang di Gedung Negara Grahadi Surabaya yang dibubuhi tulisan Gerbang Baru Nusantara. "Seolah menjadi simbol harapan yang terus menyala," kata Fajar..
3. Memotret berkah menjaga peradaban Majapahit

Konsistensi warga Bejijong merawat budaya dan tradisi Majapahit mampu mendatangkan berkah bagi peradaban mereka. Selain ketentrama, berkah ekonomi juga datang menghampiri mereka.
Ekosistem yang hidup di Kampung Majapahit, Desa Bejijong tak sekadar menjaga peradaban. Ia juga menyalakan bara semangat ekonomi yang kini bergema hingga level provinsi.
"Mereka bagai laboratorium hidup tentang sejarah dan tradisi majapahit," kata Fajar.
Desa wisata di Bejijong ini adalah salah satu dari ratusan dewa wisata di Jatim yang moncer mampu mengangkat perekonomian warga. Beberapa pakar menilai, konsistensi masyarakat yang berbudaya ini butuh inovasi dan pendampingan yang intens dari pemerintah. Agar tetap lestari dan berkelanjutan.