Total 49 Siswa Diduga Keracunan MBG di Madiun, 7 Dirawat Intensif

- 42 siswa membaik, 7 dirawat intensif di RSUD Caruban
- Polisi ambil sampel makanan, hasil lab keluar sekitar sepekan
- SPPG diminta diganti, pengawasan food safety diperketat
Madiun, IDN Times — Jumlah siswa yang mengalami dugaan keracunan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, hingga Kamis (27/11/2025) petang, mencapai 49 anak. Para siswa dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, dan tubuh lemas setelah menyantap menu nasi goreng yang dibagikan oleh salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Proses penanganan medis dan penyelidikan kepolisian kini berjalan paralel, namun penyebab pasti keracunan belum bisa disimpulkan sebelum hasil laboratorium keluar.
1. Sebanyak 42 siswa sudah membaik, 7 lainnya dirawat di RSUD Caruban

Wakapolres Madiun Kompol Mukhamad Lutfi memastikan seluruh korban langsung dievakuasi tak lama setelah laporan pertama masuk. “Dari 49 korban, 42 sudah dinyatakan sehat, sementara tujuh lainnya masih dirawat intensif di RSUD Caruban untuk observasi lanjutan,” jelasnya.
Gejala serupa muncul hampir bersamaan setelah para siswa mengonsumsi nasi goreng MBG yang dibagikan pada pagi hari. Mereka merupakan siswa dari beberapa SD di wilayah Kecamatan Mejayan.
2. Polisi ambil sampel makanan, hasil lab keluar sekitar sepekan

Untuk memastikan sumber keracunan, Satreskrim Polres Madiun telah mengamankan sampel makanan, termasuk sisa konsumsi dan jatah yang belum sempat didistribusikan. Seluruhnya telah dikirim ke Laboratorium Forensik. “Hasil resminya diperkirakan keluar dalam sekitar satu minggu. Semua keputusan hukum akan mengacu pada temuan lab,” tegas Kompol Lutfi.
Ia menambahkan, pembekuan ataupun penghentian sementara SPPG yang memasok menu tersebut belum bisa diputuskan sebelum bukti ilmiah diperoleh.
3. SPPG diminta diganti, pengawasan food safety diperketat

Meski proses hukum masih berjalan, Polres Madiun menilai perlunya langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak berulang. Salah satunya adalah meminta SPPG yang bersangkutan diganti sementara waktu, sampai ada kejelasan dari hasil pemeriksaan laboratorium. “Kami mengimbau seluruh SPPG untuk memastikan keamanan pangan sebelum dibagikan. Pengujian kelayakan menu memang belum merata karena keterbatasan alat,” ungkap Wakapolres.
Koordinasi kini dilakukan bersama Korwil SPPG Kabupaten Madiun serta Badan Gizi Nasional untuk memperketat standar food safety di dapur-dapur penyedia MBG. Meski insiden ini meningkatkan kekhawatiran orangtua, pemerintah daerah menegaskan bahwa Program MBG tidak dihentikan, melainkan diawasi lebih ketat.

















