Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Bawah Reruntuhan, Haical Masih Sempatkan Salat Lima Waktu

upload_61c5fbde0db6eff838f11d4ece6ffa6c_ac9b7386-311a-4961-99a1-e35fc5b9a94c.jpeg
Haical bersama sang ibu di rumah sakit. Dok. Istimewa

Sidoarjo, IDN Times - Di tengah ruangan sempit nan gelap, Syahlendra Haical (13) bertahan selama tiga, Senin (29/9/2025) hingga Rabu (1/10/2025). Tak ada satu salat fardhu pun ia tinggalkan.

Terbata-bata cerita itu ia sampaikan kepada sang ibunda, Dwi Ajeng. Bagaimana ia bertahan di tengah reruntuhan bangunan yang kian menghimpit tubuh mungilnya.

Walau dalam kondisi sulit bergerak Haical eggan meninggalkan sang khalik. Ia tahu bahwa sang khalik juga tak meninggalkannya. Haical memilih untuk tetap salat fardu dengan kondisi yang sangat terbatas.

Bahkan, tangan mungil Haical rutin meraba temannya, menepuk pelan tubuh sosok di samping untuk salat. Temannya yang masih menyahut itu pun ikut salat. Mereka pun melaksanakan kewajiban di bawah reruntuhan bangunan. "Ayo salat, ayo salat," ujar Dwi menirukan apa yang diceritakan Haical.

Remaja itu mengaku ada sosok imam yang memimpin salat farudnya. Tapi, Haical tak tahu siapa dia. “Ternyata di sela-sela mereka ada yang ngimami tapi gak tahu siapa," mata Dwi.

Kepada sang ibu, Haical bercerita bahwa salat jamaah terakhir yang dilakukan adalah salat isya. Setelahnya, temannya tak lagi menyahut ajakan Haical. “Subuh dia ngajak temannya salat dan komunikasi. Temannya ditepuk-tepuk sudah gak ada sahutan,” cerita Dwi.

Selama terperangkap di bawah reruntuhan, Haical memilih tak banyak bergerak. Hal ini agar ia bisa bertahan hingga Tim SAR menyelamatkannya. “Dia memilih diam agar tetap bertahan hidup,” jelas sang ibu.

Selama tiga hari itu pula, Haical terus disuplai makanan, minuman dan oksigen oleh Tim SAR agar ia bisa bertahan. Dengan penuh keyakinan, Haical pasti akan selamat. Siang pukul 15.22 WIB, Haical berhasil dievakuasi petugas. Di dekatnya ada temannya yang sudah meninggal. Bahkan, terdapat dua botol minuman yang tak berani ia minum, sebab menurutnya ia tak ikut memiliki.

"Bayangkan, di tengah kegelapan dan puing yang menindih, anak saya masih ingat salat. Itu yang membuat saya tak berhenti bersyukur sekaligus menangis,”tutur Dwi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Potongan Kaki dan Jenazah Ditemukan, Total Korban Tewas Al Khoziny 16 Orang

04 Okt 2025, 18:39 WIBNews