Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bocah SD di Banyuwangi Gantung Diri karena Sering Kena Bully

ilustrasi bullying (IDN Times/Aditya Pratama)

Banyuwangi, IDN Times - Dunia pendidikan di Banyuwangi, Jawa Timur, kembali berduka. Setelah belakangan ini ramai kasus pencabulan dari pihak internal sekolah maupun eksternal, kini ada seorang siswa SD berusia 11 tahun yang tewas bunuh diri. Diduga kuat, bocah tersebut nekat gantung diri lantaran depresi terlalu sering diolok-olok.

1. Keterbatasan ibu korban, hanya bisa menangis melihat anaknya

lustrasi bullying (IDN Times/Aditya Pratama)

Kapolsek Pesanggaran, AKP Basori Alwi membenarkan kasus gantung diri tersebut. Menurutnya, peristiwa nahas itu terjadi pada hari Senin 27 Februari 2023 kemarin. Tubuh si bocah ditemukan menggantung di dapur rumahnya.

Betapa kaget si ibu bocah saat mendapati tubuh putranya sudah tak bernyawa. Ibunya yang juga penyandang disabilitas hanya bisa terdiam tak kuasa berbuat apa-apa. Bahkan dirinya tak mampu untuk menurunkan anaknya dari jeratan tali. "Ibunya hanya mampu menangis. Lalu sambil menangis kemudian telepon anaknya sulung yang sedang kerja," kata Basori, Selasa (28/2/2023).

2. Diturunkan kakak, di bawa ke klinik, namun nyawa bocah tak tertolong

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Mendengar telepon ibunya, kakak si bocah bergegas pulang bersama tiga orang rekan kerjanya. Sesampainya di rumah, si kakak bergegas menurunkan tubuh adiknya yang menggantung di lubang ventilasi tembok. Si kakak dengan segera melarikan adiknya ke sebuah klinik. Berharap nyawa si adik bisa terselamatkan. Namun, si bocah divonis petugas medis telah meninggal dunia.

"Saat diturunkan informasinya masih ada denyut nadinya. Dibawa ke klinik namun sudah tidak tertolong. Dugaannya meninggal dalam perjalanan," ungkap Basori.

3. Mental si bocah down sering dibully, dikatain tak punya bapak

Ilustrasi mayat. (IDN Times/Mia Amalia)

Berdasarkan keterangan polisi yang diperoleh dari pihak keluarga korban, diduga kuat mental korban sudah benar-benar drop. Polisi menduga, korban merasa depresi akibat perlakuan bullying yang acap kali diterimanya.

Menurut Basori, korban sering diolok-olok karena yatim. Seringkali pula korban menjadi murung setiap pulang sekolah. Bahkan korban juga sering ngambek, berdiam diri sepulang sekolah. Di sekolahnya, korban menjadi bahan ejekan dari teman-temannya.

"Bapaknya meninggal. Kata ibunya, kalau dia pulang, ngambek tidak menyapa, berarti sedang dongkol. Pernah ditanya sama ibunya, katanya begitu karena di-bully teman-temannya karena dia anak yatim," ujar Basori.

 

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diri || telp: (021) 9696 9293 || email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHT || message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) || direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesia || telp: (021) 500454

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agung Sedana
EditorAgung Sedana
Follow Us