Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251003-WA0032.jpg
Tim SAR mengevakuasi jenazah tragedi ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk. (Dok. Kantor Sar Surabaya)

Intinya sih...

  • Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo ambruk menjadi bencana terbesar 2025 di Indonesia dengan 50 korban jiwa.

  • Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus terhadap tragedi ini, menargetkan pencarian korban selesai hari ini.

  • Proses evakuasi dilakukan secara transparan dan bisa dipantau melalui siaran live 24 jam penuh, dengan total 158 orang dievakuasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo menjadi salah satu bencana terbesar sepanjang tahun 2025 di Indonesia. Hal ini lantaran ada sebanyak 50 orang menjadi korban jiwa.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, mengatakan jumlah korban jiwa pada tragedi disebut lebih banyak dari bencana alam lainnya yang pernah terjadi sepanjang tahun 2025. Sehingga, ia menyebut bahwa tragedi tersebut sebagai bencana alam terbesar sepanjang 2025.

“Karena dari bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi di Poso, gempa bumi yang di tempat lain termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo. Semuanya korbannya hanya sedikit. Ini adalah korbannya cukup banyak. Jadi 50 orang meninggal,” ujarnya saat konferensi pers, Senin (6/10/2025).

Budi menyebut, tragedi ini menjadi perhatian khusus Presiden. “Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto,” terangnya.

Pihaknya pun menarget pencarian korban akan selesai pada hari ini. Sebab masih ada 13 korban yang belum ditemukan.

“Kami menargetkan dari BNPB hari ini kita akan selesai selesaikan pencarian korban. Dari Basarnas maupun dari pihak Kodim sudah mengatur schedule. Diharapkan pada hari ini kita akan selesai evakuasi dari yang diperkirakan, saya ulangi, yang diperkirakan tinggal 13 orang lagi,” jelas Budi.

Budi juga menegaskan bahwa proses evakuasi dilakukan secara transparan. Evakuasi bisa dipantau oleh semua orang melalui siaran live 24 jam penuh.

“Selama saya bekerja di BNPB baru kali ini ada namanya evakuasi itu diberikan live selama 24 jam. Bisa dilihat ya. Jadi ini merupakan hal yang sangat transparan,” pungkasnya.

Berdasarkan data Basarnas, per Senin (6/10) pukul 12.07 WIB, total korban yang berhasil dievakuasi adalah 158 orang. Terdiri 104 dalam kondisi selamat, 54 meninggal dunia. Tim SAR juga menemukan lima potongan tubuh.

Editorial Team