Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Warga Papungan Pitu Ngawi ambil air sungai kotor untuk dikonsumsi/ IND Times/ Riyanto

Ngawi, IDN Times -  Warga desa Papungan Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi Jawa Timur terpaksa konsumsi air sungai kotor untuk kebutuhan sehari-hari. Ini dilakukan paska bantuan air bersih dari BPBD setempat tak kunjung datang selama empat hari terakhir. Untuk sampai ke- sungai itu pun tak mudah, mereka harus berjalan kaki naik turun bukit sejauh 2 kilometer.

1. Empat hari ini bantuan air tak datang di desa Pakpungan

Warga desa Papungan terpaksa konsumsi air sungai/ IDN Times/ Riyanto

Menurut warga, sudah empat hari tak ada kiriman bantuan air bersih dari BPBD Ngawi ke kampungnya. Air bersih bantuan sebelumnya telah menipis, terpaksa mereka mencari kekurangan untuk memenuhi kebutuhan dari sungai.

Sunarsih (44) warga desa Papungan Kecamatan Pitu misalnya, Ia mengaku jika air bersih di rumahmnya tinggal sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan air minum, mencuci dan mandi bersama tetangga lainnya berjalan kaki naik turun bukit menuju ke sungai didesa setempat yang jaraknya sekitar 2 kilometer.

"Iya begini, sepulang dari ladang kita ambil air sekalian mandi cuci ke sungai. Sudah 4 hari bantuan ngak datang ya. Air bersih datang hanya seminggu sekali padahal ada 90 KK atau 300 jiwa di sini," kata Sunarsih, Minggu (17/9/2023).

2. Bantuan air bersih dari BPBD hanya cukup untuk 2 hari

Warga mandi cuci baju dan ambil air dari sungai kotor/ IND Times/ Riyanto

Bantuan air bersih dirasa warga kurang, mengingat banyak warga terdampak sedang droping air bersih yang dilakukan hanya seminggu sekali. Itu hanya cukup untuk kebutuhan dua hari saja. 5000 liter tidak cukup untuk 90 KK atau 300 jiwa.

"Meski air yang kami dapat kotor, kami tak punya pilihan. Kami tetap gunakan untuk memasak dan minum selama bantuan belum datang ya," ungkap Sunarsih lagi.

Untuk akali agar tidak bolak balik ambil air Sunarsih selain membawa pakaian kotor untuk di cuci juga sekalian mandi. Maklum jarak dari rumah ke sungai 2 kilometer.

3. Warga berharap ada bantuan sumur dari pemerintah

Usai mandi dan cuci warga naik turun bukit bawa air untuk masak/ IND Times/ Riyanto

Nasib serupa juga dialami perempuan bernama Kasni (65) janda dua anak ini selain melakukan aktivitas mandi dan mencuci juga terpaksa mengkonsumsi air sungai itu untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari masak minum dan untuk hewan ternaknya.

"Ya gini kalau bantuan tidak datang, mencuci mandi di sungai. Bantuan air kemarin tidak cukup buat warga yang begitu banyak. Akhirnya ambil air sungai ini. Kotor ndak papa, ngak ada pilihan lagi. Harapan kami ada bantuan sumur agar tiap kemarau tidak jadi langganan kekeringan gini. Sudah 30 tahun selalu begini," harapnya.

Perjuangan Sunarsih, Kasni dan warga Papungan sangat berat, setelah melakukan aktivitas mandi dan mencuci, mereka pulang dengan berjalan kaki naik turun bukit sambil membawa air yang didapat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRiyanto