207 Bencana dalam 6 Bulan, BPBD Jatim Waspadai Kekeringan Semester 2

- BPBD Jatim mencatat 207 bencana dalam enam bulan pertama tahun 2025, menunjukkan potensi bencana yang tinggi di wilayah Jatim.
- Kekeringan diprediksi sebagai bencana potensial semester kedua, BPBD telah mempersiapkan sarana penanganan seperti alat droping air.
- Kenaikan jumlah bencana dipengaruhi perubahan definisi bencana oleh pemerintah, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan.
Surabaya, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) mencatat bahwa dalam enam bulan pertama tahun 2025, telah terjadi 207 bencana. Angka ini menunjukkan bahwa potensi bencana masih sangat tinggi di wilayah Jatim, terutama memasuki semester kedua tahun ini.
Kepala BPBD Jatim, Gatot Soebroto, mengatakan, memasuki semester kedua tahun ini, BPBD Jatim memprediksi bahwa kekeringan akan menjadi salah satu bencana yang berpotensi terjadi. Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya telah mempersiapkan sarana penanganan seperti alat penyuplai air.
"Kami sudah mengantisipasi kekeringan dengan mempersiapkan sarana penanganan seperti alat penyuplai air," ujar Gatot, Minggu (13/7/2025).
Gatot menambahkan bahwa beberapa bencana memiliki risiko yang tinggi, seperti kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, gempa bumi, banjir, longsor, serta banjir bandang. Oleh karena itu, BPBD Jatim mengingatkan pentingnya kajian risiko bencana.
Gatot juga menyebutkan bahwa kenaikan jumlah bencana juga dipengaruhi oleh perubahan definisi bencana. Dulu, kejadian bencana yang bisa ditangani oleh pemerintah jumlah korbannya minimal lima orang. Kini, ada satu orang meninggal akibat bencana sudah dimasukkan kategori bencana.
Selain itu, sebelumnya suatu kejadian dapat dikatakan bencana jika wilayahnya mencapai lima hektare (ha). Namun, pemerintah mengubahnya menjadi hanya satu hektare.
Dengan demikian, BPBD Jatim mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap munculnya bencana alam. Masyarakat diharapkan untuk selalu memantau informasi tentang potensi bencana dan melakukan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko bencana.
"BPBD Jatim akan terus memantau situasi dan melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi risiko bencana," kata Gatot.
"Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi dampak bencana dan meningkatkan keselamatan masyarakat Jawa Timur," pungkasnya.