200 Personel BPBD Jatim Siaga Bencana Selama Mudik Lebaran 2025

Surabaya, IDN Times - Bencana hidrometeorologi masih mengancam masyarakat di tengah mudik lebaran 2025. Bahkan, sejumlah daerah pun kini dilaporkan banjir maupun tanah longsor.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, seperti korban jiwa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) menurunkan 200 personil selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. Mereka siaga penuh 24 jam di Posko Bencana Hidrometeorologi.
"Temen-temen Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdaops selalu siap 24 jam di posnya masing-masing. Ada 200 personil yang kita turunkan di musim mudik dan balik lebaran," ujar Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, Selasa (18/3/2025).
Untuk mengantisipasi perlunya bantuan di Kabupaten/Kota terjadinya bencana, Gatot menyebut sudah droping logistik di 38 kabupaten/kota. Dukungan yang bisa digerakkan terlebih dahulu ke kab/kota dan wilayah struktural, maka pihaknya mengusulkan kembali kebutuhan logistik kepada warga yang kena musibah bencana.
"BPBD Provinsi dan kabupaten/kota setiap tahun mendirikan posko dan akan bergabung dengan TNI/Polri di ruas-ruas jalan yang sudah ditunjuk posko layanan terpadu mudik balik Lebaran," ungkapnya.
"Selain itu, di kabupaten/kota tersedia posko Hidrometeorologi bekerjasama dengan BPBD provinsi, TRC dan Pusdaops standby di posko masing-masing kab/kota untuk menerima tugas turun ke lapangan memberikan bantuan," tambah Gatot.
Sebagaimana yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Gatot menyebut ada beberapa wilayah rawan bencana yang patut diwaspadai oleh masyarakat yang mudik dan balik lebaran. Sebab, hingga kini intensitas hujan masih tinggi di wilayah Jatim.
"Meski sekarang ini sudah area pancaroba sebagaimana yang disampaikan BMKG, melihat intensitas hujan tinggi untuk diantisipasi kawasan-kawasan pariwisata, khususnya wisata yang memanfaatkan gunung, sungai atau pantai," jelasnya.
Area-area tersebut, kata Gatot, bisa terjadi longsor, banjir atau gelombang tinggi yang bisa berdampak pada wisatawan yang berkunjung di wisata tersebut. Sehingga, sesuai arahan gubernur, diminta para pelaku wisata untuk mempersiapkan tempat wisatanya, baik regu penolong dan sarana-sarana wisatanya untuk diperiksa, sesuai dengan potensi bencananya.
"Para penikmat wisata dan mudik lebaran juga harus terus mendengarkan informasi dari BMKG. Melihat kondisi lingkungan apabila ada potensi bencana, maka harus mengenali lingkungannya, serta menyiapkan personel keselamatan yang disiapkan oleh pelaku usaha di kabupaten/kota setempat," pungkasnya.



















