Hunian Baru Korban Erupsi Semeru di Lahan 90 Hektar Segera Dibangun

Hunian sementara juga bisa menjadi hunian tetap

Lumajang, IDN Times - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan Hunian Sementara (Huntara) dan Hunian Tetap (Huntap) untuk masyarakat terdampak Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, segera dibangun di area Perhutani seluas 90,98 ha.

"Allhamdulillah, bahwa surat keputusan (SK) dari menteri KLHK sudah diterbitkan kemarin malam (15/12). Dalam SK tersebut, telah disiapkan lahan 90,98 hektar di dua titik di Candipuro dan Pronojiwo," kata Khofifah melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (16/12/2021).

1. Sudah disetujui KLHK

Hunian Baru Korban Erupsi Semeru di Lahan 90 Hektar Segera DibangunKondisi Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, hari keempat pascaerupsi Gunung Semeru. IDN Times/Ulil Albab.

Khofifah menyebut, proses pembangunan Huntara bisa dimulai secepatnya. Ia optimistis, apabila cuaca tetap cerah malam nanti, maka proses pembersihan lahan (land clearing) akan bisa segera dimulai.

"Karena alat-alat berat sudah ada di sana, milik PUPR, Kodam, Polda, bahkan Pemprov, agar bisa segera dibangun hunian sementara yang nantinya menjadi satu kesatuan dengan hunian tetap," katanya. "Kalau hari ini cuaca bagus, seluruh alat berat bisa bekerja karena titik koordinatnya sudah ada, baik di Candipuro mau pun Pronojiwo. Setelah land clearing selesai maka bisa segera ditindaklanjuti, membangun huntara dulu baru huntap," tambahnya.

2. Janji segera bangun

Hunian Baru Korban Erupsi Semeru di Lahan 90 Hektar Segera DibangunKondisi Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, hari keempat pascaerupsi Gunung Semeru. IDN Times/Ulil Albab.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, Kementrian PUPR telah selesai membuat pendataan dan titik lokasi. Keputusan juga sudah ditetapkan dan rencana pembangunan akan segera dilaksanakan oleh Kementrian PUPR terkait jalan, jembatan hingga rumah hunian sementara.

"Kami berkomitmen untuk menuntaskan dan menangani masalah yang dihadapi masyarakat dampak Semeru. Kami bersama KLHK dan PUPR di sini hadir untuk memberikan penjelasan kaitannya penentuan lokasi yang sudah selesai. Surat Keputusannya sudah ditetapkan dan rencana pembangunannya akan segera dilaksanakan oleh PUPR," katanya.

Pemerintah Pusat melalui Menteri KLHK telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Penggunaan Kawasan Hutan (PKH) yang berisi persetujuan penggunana lahan milik Perhutani seluas 90,98 ha sesuai SK Nomor 1256/MENLHK/ SETJEN/ PLA:/12/2021.

"Insya Allah tempat tinggal akan dibangun, jalan juga akan dibangun. Kami harap warga tetap sabar dan menunggu. Jangan khawatir, kami akan menyelesaikan persoalan ini," ujarnya.

Baca Juga: Erick Thohir Bakal Relokasi Hunian Sementara Korban Erupsi Semeru

3. Hasil kajian hunian sementara aman

Hunian Baru Korban Erupsi Semeru di Lahan 90 Hektar Segera DibangunLuapan lahar yang menghantam pemukiman saat guguran awan panas Gunung Semeru. (IDN Times/Ulil Albab)

Dari luasan 90,98 Ha, terbagi di dua wilayah Desa Sumberwujur, Kecamatan Candipuro  dan di Desa Oro Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo. Penentuan dua lokasi tersebut sepenuhnya berdasarkan Hasil Rapat antara Pemkab Lumajang dengan Badan Geologi ESDM pada Rabu (15/12/2021) lalu.

Dari hasil kajian kondisi geografis, kedua lokasi masuk zona aman, karena rendah terhadap potensi gempa. "Insyaallah lokasi Huntara yang akan dibangun nantinya juga akan jadi lokasi hunian tetap yang sedang kami siapkan juga," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

Thoriqul menilai perlu mendengar lebih jauh kemauan warga terdampak. Menurutnya apa yang dipersiapkan harus sesuai dengan harapan masyarakat.

"Jadi kalau ada yang minta dijadikan tetap satu RT/RW dengan tempat tinggal yang lama kami akan usahakan bisa," ujarnya.

Sementara itu, hingga Kamis (16/12) tercatat 48 orang dinyatakan meninggal dunia akibat Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB lalu. Selain itu tercatat pula 18 orang mengalami Luka Berat dan 17 orang lainnya Luka Ringan.

Erupsi sore itu mengeluarkan awan panas di wilayah Lumajang dan sekitarnya itu mengakibatkan kerusakan baik kerusakan baik parah maupun ringan di 21 Kecamatan di Lumajang. Tercatat 10.565 orang warga mengungsi akibat muntahan lahar dingin dari kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Ribuan pengungsi tersebar di 151 titik pengungsian yang tersebar baik di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. 19 titik di antaranya terpusat, sedangkan 132 lainnya tersebar secara mandiri oleh masyarakat.

Baca Juga: Relokasi Korban Gunung Semeru Dimulai Besok, Target 2 Pekan Rampung

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya