Belum Ada Kasus LSD di Surabaya, Pemkot Tetap Waspada

Apalagi ini menjelang Idul Adha

Surabaya, IDN Times - Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) tengah mewabah pada hewan ternak di sejumlah wilayah di Indonesia. Di kota Surabaya, kasus tersebut masih belum ditemukan. Namun, Pemerintah Kota Surabaya tetap mewaspadai penyebarannya, apalagi menjelang Idul Adha 2023.

"Di Kota Surabaya belum ditemukan LSD pada hewan ternak," ujar Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Antiek Sugiharti, Jumat (26/5/2023). 

LSD sendiri merupakan penyakit menular pada hewan ternak yang ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada leher, perut dan punggung. Penyakit ini timbul karena virus dari keluarga Poxviridae.

Meski belum ditemukan kasus Surabaya pihaknya tetap melakukan antisipasi. Terutama menjelang Idul Adha 2023. 

"Antisipasi menjelang Idul Adha sesuai SE dan SOP dari Dinas Peternakan provinsi Jatim tentang persyaratan Teknis Lalu Lintas Hewan antar wilayah saat hari raya Idul Kurban 1444 H Tahun 2023," kata dia. 

Antiek menuturkan, gejala dan tanda yang muncul pada hewan bila terserang penyakit tersebut yakni hewab ternak akan mengalami demam tinggi yang dapat mencapai 41 celsius. Kemudian keluar nodul atau benjolan dengan diameter 2-5 cm pada kepala, leher hingga seluruh badan termasuk ambing dan alat reproduksi. 

"Kemudian akan ada penurunan produksi susu pada sapi perah," ujar Antiek. 

Meski demikian, hewan ternak yang terserang LSD tidak menular pada manusia. Hal ini karena penyakit tersebut tidak bersifat zoonosis, hanya menular pada sesama hewan. 

"Daging yang terkena LSD masih dapat dikonsumsi dengan proses yang baik dan benar," pungkas Antiek. 

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya