Unair Sebut Vaksin Merah Putih Sudah Perhitungkan Mutasi Virus Corona

Mutasi dari luar negeri akan ditantang pada vaksin ini

Surabaya, IDN Times - Berbagai mutasi virus corona varian baru sudah masuk ke Indonesia seperti B117, E484K, dan B1525. Salah satu kekhawatiran dari adanya mutasi virus adalah menurunnya efikasi vaksin COVID-19. Menanggapi hal ini, Universitas Airlangga memastikan sudah memperhitungkan mengenai mutasi-mutasi virus corona tersebut dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih.

1. Vaksin Merah Putih Unair sudah gunakan mutasi virus corona

Unair Sebut Vaksin Merah Putih Sudah Perhitungkan Mutasi Virus CoronaTim Peneliti Vaksin Unair, Prof Ni Nyoman. IDN Times/Fitria Madia

Tim Peneliti Vaksin Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih menjelaskan bahwa sejak awal timnya sudah memakai strain virus corona yang telah bermutasi. Mutan yang digunakan adalah D641G. Mutasi ini membuat asam aspartat yang dilambangkan sebagai D pada lokasi 641 telah bermutasi menjadi G atau glisin.

“Indonesia khususnya Surabaya sejak awal sudah masuk mutan yang kemudian berkembangnya di Eropa yaitu D641G. Jadi desain ketiga platform itu sudah memperhatikan itu,” ujar Nyoman di Unair, Senin (19/4/2021).

2. Mutasi D641G juga ditemukan di varian mutasi lain

Unair Sebut Vaksin Merah Putih Sudah Perhitungkan Mutasi Virus CoronaTim Peneliti Vaksin Unair, Prof Ni Nyoman (tengah) saat konferensi pers di Unair, Senin (19/4/2021). IDN Times/Fitria Madia

Lebih lanjut, Nyoman mengatakan bahwa mutasi-mutasi virus lainnya yang baru terjadi juga masih memiliki D641G di dalam strainnya. Hal ini berarti, meski mutasi terjadi di lokasi lain, lokasi 641 tetap berubah dari D menjadi G sesuai dengan strain yang digunakan dalam Vaksin Merah Putih platform Unair.

“Varian baru yang muncul di Inggris, Amerika, Afrika Selatan, dan India semuanya masih punya D614G. Strain kita gak ada lagi strain Wuhan D614,” sebutnya.

Selain varian D641G, Tim Peneliti Vaksin Unair juga menggunakan jenis mutasi seperti mutasi yang ditemukan di Jepang, Amerika, dan Brazil yaitu E484. Bedanya, Unair menggunakan strain mutan E484D bukan E484K lantaran belum ada whole genome sequence dari mutasi E484K.

“Ini merupakan strain mutan tapi mutan Indonesia ada D614G dan E484 tapi E-nya bukan K tapi D. Tapi lokasinya sama di sana,” tuturnya.

Baca Juga: Jokowi: Vaksin Merah Putih Diperkirakan Bisa Produksi Akhir 2021

3. Varian yang banyak di Indonesia diutamakan

Unair Sebut Vaksin Merah Putih Sudah Perhitungkan Mutasi Virus CoronaRektor Unair, Prof Muhammad Nasih (tengah) bersama Tim Peneliti Vaksin Unair, Prof Ni Nyoman (kanan). IDN Times/Fitria Madia

Nyoman mengatakan bahwa saat ini timnya memang berfokus pada mutasi-mutasi virus corona yang sudah banyak ditemukan di Indonesia. Selain karena mutan ini lah yang kemungkinan paling banyak dihadapi oleh Vaksin Merah Putih, ketersediaan whole genome sequence mutasi virus asal luar negeri juga menjadi kendala.

“Ini spesifik untuk Indonesia. Kita tidak menggunakan varian dari Inggris karena mayoritas yang ada sekarang,” tegasnya.

4. Kemungkinan varian mutasi lain akan diuji ke Vaksin Merah Putih

Unair Sebut Vaksin Merah Putih Sudah Perhitungkan Mutasi Virus CoronaIlustrasi vaksin atau jarum suntik. IDN Times/Arief Rahmat

Meski demikian, Nyoman tak menutup kemungkinan bahwa mutasi-mutasi virus asal luar negeri itu akan diuji dengan Vaksin Merah Putih dalam proses uji tantang hewan. Ia masih menunggu sampel virus yang mungkin dimiliki pemerintah pusat.

“Kita berharap semua hasil efikasinya tinggi. Kita juga tidak bisa menjamin sudah menggunakan strain mutan (D541G) maka efikasinya bisa tinggi. Kita tunggu dari hasil uji klinisnya,” tutup Nyoman.

Baca Juga: Rektor Unair: Akhir 2021 Vaksin Merah Putih Bisa Diproduksi Massal

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya