Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Popularitas Masih Rendah, Sholeh Memilih Fokus pada Proses Pendaftaran

Dari kiri: M. Sholeh dan Taufik Monyong saat mendaftar ke KPU Surabaya, Minggu (23/2). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - M. Sholeh membuktikan keseriusannya sebagai bakal calon wali kota Surabaya dalam Pilwali 2020. Ia telah mengumpulkan syarat dukungan dari 194 ribu orang sebagai tiket awalnya menjadi cawali Surabaya. Akan tetapi, nama Sholeh rupanya belum terlalu dikenal oleh warga Kota Pahlawan yang akan menjadi pemilih.

Setidaknya itulah yang tergambar dalam hasil survei JTV bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya beberapa waktu lalu. Hanya 6,7 persen responden yang mengenal sosok Sholeh. Angka tersebut jauh di bawah nama Whisnu Sakti Buana, Adies Kadir, Azrul Ananda, dan Eri Cahyadi.

1. Masih fokus pada persyaratan pendaftaran

M. Sholeh dan Taufik Monyong naik bentor (kiri) saat mendaftar ke KPU Surabaya, Minggu (23/2). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sebenarnya, Sholeh tak terlalu memikirkan hasil survei atau eksistensinya saat ini. Ia masih ingin fokus pada pendaftaran dirinya bersama calon wakilnya, Taufik Hidayat alias Taufik Monyong di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebagai calon dari jalur perseorangan, persyaratan yang dibutuhkan cukup banyak dan ada beberapa tahapan yang harus dilaluinya.

"Kami masih konsentrasi setelah penyetoran, kan ada verifikasi administrasi dan faktual. Jadi masih belum mikir kampanye dulu. Kalau gak lolos gimana mau kampanye?," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (25/2).

Sebagai informasi, KPU akan mencermati data dukungan yang disetor oleh para calon independen sampai mengunjungi nama pendukung yang tercantum. Jika jumlah dukungan berada di bawah angka minimal, maka para calon harus mengganti kekurangan sampai dua kali lipat.

2. Survei mencantumkan nama-nama yang memang sudah terkenal

Adies Kadir (tengah) saat diskusi bersama MKGR di Surabaya. Dok. IDN Times/Istimewa

Selain itu, ia merasa bahwa survei tersebut terlalu melebar dengan melibatkan nama-nama yang belum tentu mencalonkan diri sebagai cawali. Sedangkan tokooh-tokoh tersebut sudah cukup dikenal di masyarakat. 

Ia menyebutkan, nama Adies Kadir yang merupakan anggota DPR RI dari Partai Golkar. Selain itu ada pula Whisnu sebagai wakil wali kota Surabaya. Apalagi Azrul Ananda yang tak lain presiden klub kebanggan Surabaya, Persebaya dan sudah lama dikenal berkecimpung di industri media massa. Bagi Sholeh, pantas saja beberapa nama tingkat popularitas dan elektabilitasnya tinggi.

"Kami sudah melakukan upaya pengenalan, keliling-keliling, setiap hari. Jadi  saya sih merasa sudah maksimal. Lagi pula ini kan survei di awal," ungkapnya.

3. Setidaknya berada di atas beberapa nama

M. Sholeh dan Taufik Monyong saat mendaftar ke KPU Surabaya, Minggu (23/2). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Tapi setidaknya, lanjut Sholeh, popularitasnya berada di atas beberapa nama yang sudah mendeklarasikan diri akan maju sebagai bacawali kota Surabaya. Seperti Zahrul Azhar alias Gus Hans dan Ketua PERADI Surabaya, Hariyanto. Baginya, hal tersebut sudah cukup bagus.

"Minimal kalau popularitas saya di atas Gus Hans, Reni Astuti (Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya), dan Hariyanto," tuturnya.

4. Percaya elektabilitas akan naik jika sudah ditetapkan KPU

Dari kiri: M. Sholeh dan Taufik Monyong saat mendaftar ke KPU Surabaya, Minggu (23/2). IDN Times/Ardiansyah Fajar

Untuk tingkat keterpilihan atau elektabilitas, nilai Sholeh juga masih sangat rendah bahkan mencapai angka di bawah 1 persen. Meski demikian, ia optimistis elektabilitasnya akan meningkat jika KPU Surabaya sudah menetapkan namanya sebagai cawali.

"Nanti pasti ada seleksi alam, sehingga mengerucut ke nama-nama setelah ditetapkan oleh KPU. Nanti misal ada tiga nama, akan konsentrasi di situ. Akan ada perubahan peta," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us