Peringatan Setahun Bom Surabaya, Masyarakat Lintas Agama Doa Bersama

#SuroboyoWani

Surabaya, IDN Times - Tragedi 13 Mei 2018 menjadi kenangan yang melekat di benak masyarakat Surabaya. Saat itu 3 bom meledak di 3 gereja, Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, dan Gereja Kristen Indonesia Diponegoro. Tepat setahun berlalu, peringatan tragedi ini pun digelar dengan tajuk Refleksi 1 Tahun Peristiwa Iman 13 Mei di Gereja SMTB, Senin (13/5).

Baca Juga: "Nathan dan Evan Sudah Dijemput Tuhan ke Surga"

1. Kegiatan dibuka dengan diksusi

Peringatan Setahun Bom Surabaya, Masyarakat Lintas Agama Doa BersamaIDN Times/Vanny El Rahman

Kegiatan ini dimulai dengan pre-launching serta diskusi mengenai buku berjudul Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan. Suasana berlangsung aktif dan diramaikan oleh pendapat berbagai macam pihak terkait peristiwa Bom Surabaya. Setelah acara tersebut, masyarakat muslim berbuka puasa sementara jemaat gereja melaksanakan misa.

"Sebenernya ini Bulan Mei. Di Katolik Bulan Mei adalah Bulan Maria. Setiap hari kita sebelum misa ada doa rosario. Doa rosario itu ada ujub. Jadi kebetulan ini adalah setahun memperingati peristiwa 13 mei. Maka ujubnya itu difokuskanpp untuk bagaimana memberikan makna yang mendalam dari pristiwa tersebut," ujar salah satu pengurus gereja SMTB, Deograsias Yoseph.

2. Misa mengenang para korban ledakan bom

Peringatan Setahun Bom Surabaya, Masyarakat Lintas Agama Doa BersamaIDN Times/Vanny El Rahman

 

Misa pun berlangsung dengan khidmat. Di depan para jemaat dipajang pula foto-foto 6 korban ledakan bom yang meninggal saat itu di SMTB. Mereka adalah Bayu, Nathan, Evan, Mayawati, Liem Gwat Nie, dan Ciska. Romo Agustinus Tri Budi Utomo alias Romo Didik memberikan kutbah misa.

"Lihatlah di depan ruangan ini ada saudara-saudara kita lintas agama. Seakan kita tidak punya pagar yang memisahkan di antara kita. Maka peristiwa 13 Mei di tempat ini bukan menghanguskan tempat ini tidak. Tempat ini telah dipercaya untuk menandai dan menjadi sarana bagi kita utuk melihat pintu yang sama," tutur Romo Didik dalam Kutbahnya.

3. Sesi doa bersama berlangsung khidmat dengan lilin

Peringatan Setahun Bom Surabaya, Masyarakat Lintas Agama Doa BersamaIDN Times/Vanny El Rahman

 

Usai misa, seluruh tamu berkumpul di halaman gereja. Mereka mulai mengikuti rangkaian acara. Agenda pertama yaitu penampilan seni dari masing-masing agama. Setelah penampilan seni, tiba lah pada doa bersama yang dipimpin oleh tujuh tokoh agama dan kepercayaan.

Saat prosesi doa bersama, masing-masing tamu menggenggam satu lilin yang menyala. Lampu-lampu mulai dipadamkan dan mata-mata tamu satu per satu dipejamkan. Para tokoh pun mulai membacakan doa menurut kepercayaannya masing-masing.

"Ini bukan hanya kerja saja. Tapi kita sejak awal kita mempererat hubungan dengan lintas agama. Peristiwa sekecil apapun kita selalu bersama-sama memberikan satu support. Mereka semua sudah tahu tanggal 13 Mei akan ada acara. Maka digelar acara ini. Jadi bukan inisiasi gereja katolik saja," jelas Yoseph.

4. Korban ledakan bersyukur adanya peringatan

Peringatan Setahun Bom Surabaya, Masyarakat Lintas Agama Doa BersamaIDN Times/Vanny El Rahman

 

Salah satu korban ledakan yang juga kehilangan nyawa dua anaknya, Wenny Angelina mengaku bersyukur atas diadakannya peringatan ini. Hal ini menunjukkan kepedulian berbagai macam pihak terhadap tragedi kemanusiaan tersebut. Sekaligus sebagai bukti banyak orang yang mengecam tindakan keji itu.

"Peringatan ini buat saya baik dilaksanakan, mengenang peristiwa yang membuat saya kehilangan anak-anak saya. Tapi juga bukan untuk disedih-sedihkan terus. Semua kehidupan kan berjalan terus ke depan. Dengan doa kita lalui bersama," ungkap Wenny.

Baca Juga: Buka Bersama dalam Gereja, Peringatan Satu Tahun Bom Surabaya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya