Tradisi Ziarah, Pedagang Bunga TPU Ngagel Beromzet Rp600 Ribu Sehari

Mereka ketiban rejeki nomplok nih jelang Ramadan

Surabaya, IDN Times - Jelang bulan Ramadan, tradisi tahunan ziarah makam keluarga dan leluhur alias nyekar dilakukan warga Surabaya, Minggu (5/5). Berdasarkan informasi yang dihimpun IDN Times, di tempat pemakaman umum (TPU) Ngagel, Surabaya, terlihat ratusan orang silih berganti berziarah.

Selain peziarah, pemandangan lain yang terlihat di sekitar TPU Ngagel ialah para penjual bunga. Sekitar puluhan orang seakan berlomba-lomba menyediakan kebutuhan para peziarah.

1. Manfaatkan jual bunga untuk menyambut hari raya

Tradisi Ziarah, Pedagang Bunga TPU Ngagel Beromzet Rp600 Ribu SehariIDN Times/Reza Iqbal

Melihat tradisi nyekar ini, para pedagang bunga pun memanfaatkannya dengan baik. Seperti pedagang bunga musiman, Lilis Retno ini. Warga Ketintang ini sering kali berjualan bunga tiap jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.

"Iya ini jualan bunga tabur buat tambahan hari raya (Idul Fitri)," ujar Lilis, Minggu (5/5).

Baca Juga: Sambut Ramadan, Ribuan Warga Madiun Ikuti Tradisi Pawai Obor

2. Omsetnya bisa mencapai Rp600 ribu per hari

Tradisi Ziarah, Pedagang Bunga TPU Ngagel Beromzet Rp600 Ribu SehariIDN Times/Reza Iqbal

Omset yang didapatkan Lilis pun tidak sedikit. Ia mengaku ketagihan dengan omset yang didapatkan dari hasil menjual bunga tabur tahunan. Saat ini saja, dia baru berjualan sekitar satu pekan.

"Omset sekitar Rp600 ribu sehari dari jualan kembang tabur," kata Lilis.

3. Selain bunga, penjual es juga ketiban rejeki menjelang bulan Ramadan

Tradisi Ziarah, Pedagang Bunga TPU Ngagel Beromzet Rp600 Ribu SehariIDN Times/Ardiansyah Fajar

Rupanya tak hanya pedagang bunga tahunan saja yang mendapat rezeki nomplok menjelang bulan Ramadan di sekitar TPU Ngagel. Tampak ada puluhan penjual es yang memasukkan gerobak jualan di halaman makam, bahkan sampai masuk ke area jalanan makam.

4. Omzetnya naik Rp400 ri u dari hasil menjual es

Tradisi Ziarah, Pedagang Bunga TPU Ngagel Beromzet Rp600 Ribu Sehariinstagram.com/pesonakulinersolo

Sementara penjual es, Suparto, memang setiap harinya berjualan di area makam. Ia mengakui, peziarah makam intensitasnya tinggi. Puncak ramainya terjadi saat H-1 jelang bulan Ramadan.

"Tiap hari saya jualan di sini. Seminggu ini ramai, lumayan pendapatan naik bisa mencapai Rp400 ribu," kata Suparto.

Baca Juga: Jadi Penentu Awal Ramadan, Ini 5 Hal Mengenai Sidang Isbat

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya