Tak Ada Panic Buying, Harga Sembako di Surabaya Stabil

Surabaya, IDN Times - Dua warga Depok telah dinyatakan positif mengidap virus corona. Informasi itu diumumkan langsung oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, Senin (2/3). Saat ini kedua pasien tengah diisolasi di RSPI Sulianto Saroso, Jakarta Utara. Selain penyebaran virus, salah satu yang dikhawatirkan adalah tindakan pemborongan sembako alias panic buying. Namun, berdasarkan pantauan IDN Times, tindakan panic buying tak terlihat di Pasar Wonokromo Surabaya.
1. Harga beras normal, bawang mulai turun

Di pasar Wonokromo, harga beras terpantau masih normal. Sedangkan bawang putih mulai menunjukan tren menurun. "Beras masih normal, yang bagus Rp12 ribu, biasa Rp10 ribu," ujar salah seorang pedagang, Akbar (39) saat ditemui di Pasar Wonokromo, Selasa (3/3). "Bawang putih awal Februari itu Rp60 ribu, sekarang malah turun Rp44 ribu," tambahnya.
2. Ada beberapa komoditas yang naik harganya Rp1-3 ribu

Lebih lanjut, beberapa komoditas sembako hanya naik Rp1-3 ribu. Menurut Akbar hal itu sudah biasa karena lonjakannya tidak banyak. Ia memprediksi harga komiditas yang naik sedikit akan turun lagi.
"Bawang merah sekarang Rp32 ribu, semula Rp30 ribu, kalau gula sekarang Rp17ribu, seminggu lalu Rp14 ribu," terang Akbar.
3. Tapi tidak ada kaitannya dengan virus corona

Akbar menilai, kenaikan harga beberapa komiditas tidak ada kaitannya dengan masuknya virus corona ke Indonesia. Pasalnya sampai sekarang, pembeli di pasar juga masih normal, tidak ada panic buying. "Gak ada kaitannya (sama Corona), gak ada yang mulai nyetock juga kok."
4. Mulai ada stok untuk kebutuhan Ramadan dan Idulfitri

Justru, lanjut Akbar, pembeli mulai membeli kebutuhan jelang Ramadan dan Idulfitri. Ia mengakui beberapa yang terlihat ialah pembelian kacang tanah.
"Kacang itu mulai nyetock buat hari raya mungkin ya, harganya ada kenaikan Rp1 ribu, dari Rp24 ribu ke Rp25 ribu," pungkasnya.