Pakar Angkat Bicara Perihal Cara Eri Pilih Pejabat 

Dinilai sebagai lagkah progresif

Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memanfaatkan lembaga independen dalam asesmen untuk kebutuhan pengisian beberapa jabatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Surabaya. Pakar manajemen SDM Universitas Airlangga (Unair), Falih Suaedi menilai hal itu merupakan langkah yang progresif.

1. Eri disebut cari second opinion

Pakar Angkat Bicara Perihal Cara Eri Pilih Pejabat Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Falih mengatakan, Eri saat ini sedang mencari semacam second opinion untuk mengisi jabatan. Hal itu didapat dengan cara asesmen yang melibatkan lembaga independen dan dilakukan secara netral. "Asesmen ini bagian dari second opinion di luar birokrasi. Itu langkah progresif dan bagus serta fair," ujarnya, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: 10 Tempat Nongkrong Instagramable di Surabaya yang Nyaman dan Hits!

2. Asesmen cari pejabat yang berkarakter

Pakar Angkat Bicara Perihal Cara Eri Pilih Pejabat 

Lebih lanjut, Falih menyampaikan, untuk memilih pejabat yang berkarakter disebutnya itu sangat sulit. Salah satu caranya adalah dengan asesmen, karena di dalamnya ada tes-tes yang harus dilalui, termasuk tes psikologi dan wawancara.

Jika ingin lebih modern lagi, lanjut dia, bisa menggunakan prinsip penilaian kinerja 360 derajat. Yakni asesmen yang lebih detail lagi unsurnya dengan melibatkan kolega hingga bawahan pejabat yang melakukan asesmen.

"Untuk mencari karakter yang sesuai dengan pekerjaan itu tidak mudah. Dengan tes psikologi dan wawancara saja kurang. Harus melibatkan kolega pejabat yang bersangkutan hingga anak buah atau stafnya. Caranya dengan membuat kuesioner atau wawancara langsung. Itu lebih akurat lagi, karena sulit untuk bisa bohong," paparnya.

3. Pejabat dengan asesmen dinilai lebih kualitas

Pakar Angkat Bicara Perihal Cara Eri Pilih Pejabat Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dok. Humas Pemkot Surabaya)

Jika hanya berdasarkan syarat-syarat normatif, kata Falih, badan kepegawaian memiliki rapor yang lengkap. Namun wali kota tak ingin hanya syarat-syarat normatif itu, tapi dipilih pejabat yang sesuai karakter individu dengan pekerjaannya.

“Jadi asesmen ini sudah sangat tepat, meskipun masih bisa dipertajam lagi dengan prinsip 360 derajat," tegasnya.

Jika sudah mendapat pejabat seperti yang diinginkan, team work dalam bekerja akan terbentuk. Apalagi Eri berulang kali menyatakan di media, jika Surabaya dibangun berdasarkan gotong royong, dibangun bersama-sama dan bukan one man show.

Baca Juga: Tukang Sayur Pasar Keputran Surabaya Nyambi Jualan Sabu

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya