Khofifah Instruksikan Korban dan Pelaku Bullying di Malang Didampingi

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memberi atensi terhadap kasus bullying yang menimpa siswa SMP di Kota Malang. Mantan Menteri Sosial ini meminta korban diberi pendampingan khusus, baik dokter medis maupun psikolog.
1. Agar korban tidak trauma panjang
Dengan pendampingan khusus, diharapkan korban cepat sembuh dari trauma psikisnya. Dikhawatirkan, korban bisa mengalami trauma berkepanjangan sehingga tidak mau sekolah atau kelak menjadi susah bergaul dengan teman sebayanya.
"Agar korban tidak mengalami trauma pasca mengalami perundungan yang cukup parah, bahkan sampai ada bagian tubuhnya yang diamputasi," ujarnya dalam rilis resmi, Rabu (5/2).
2. Pelaku juga harus didampingi

Tak hanya korban, Khofifah juga meminta agar pelaku bullying juga mendapatkan pendampingan yang tepat. Karena masih usia sekolah, maka berhak dibina agar kelak tidak terjadi kejadian serupa.
"Kemudian juga pelakunya. Pendampingan orang tua, guru sekolah sangat dibutuhkan," kata Khofifah.
"Bagaimana agar anak-anak yang masih di bawah umur ini bisa mendapatkan pemahaman yang tepat bagaimana menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan sebayanya," tambahnya.
3. Minta optimalkan konseling di sekolah

Lebih lanjut, gubernur kelahiran Surabaya ini mengimbau pada seluruh guru sekolah di Jatim tak lengah dalam mengawasi siswanya di sekolah. Guru kelas, guru mata pelajaran, bukan hanya bertanggung jawab pada prestasi akademik siswa saja. Tapi guru juga ikut memiliki tanggung jawab pada perilaku dan interaksi antar siswa.
Khofifah juga menekankan pentingnya fungsi konseling di sekolah. Menurutnya konseling fungsinya sangat penting untuk mengkomunikasikan masalah-masalah yang terjadi pada siswa di sekolah.
"Jika fungsi konseling ini berjalan baik, siswa akan terbiasa untuk menceritakan masalah yang mereka hadapi pada gurunya atau konselor sebayanya. Ini menjadi penting, agar hal-hal yang tidak kita inginkan bisa dicegah lebih awal," jelasnya.
4. MS harus kehilangan jari tengah tangan kanannya

Sebelumbya, kasus bullying pada siswa SMP berusia 13 tahun di Kota Malang sempat viral di media sosial. Seorang siswa berinisial MS mengalami bullying oleh teman sebayanya.
MS dibully dengan kekerasan yang menyebabkan syaraf jari tengah tangan kanannya tidak berfungsi. Hingga tim dokter rumah sakit memutuskan agar jari tengah MS tersebut harus diamputasi. Kasus pada MS kini juga ditangani oleh polisi.