Dua Balita Tewas Disika Ayah dalam Sepekan, Ini Tanggapan KPAI
Anak itu harusnya disayang, bukan disiksa, apalagi dibunuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times- Dalam sepekan, dua balita di Jawa Timur meninggal akibat tindak kekerasan yang dilakukan oleh sang ayah. Korban pertama adalah Agnes yang meninggal pada Rabu (30/10) di Kota Malang setelah diinjak ayahnya di kamar mandi akibat buang air besar sembarangan. Korban berikutnya adalah Andini, balita asal Ngawi, yang meninggal pada Sabtu (2/11) akibat dipukuli ayahnya lantaran rewel minta jalan-jalan.
Menanggapi peristiwa tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta aparat kepolisian menindak tegas para pelaku. Sebab, keluarga seharusnya menjadi pihak yang memberikan perlindungan dan rasa nyaman kepada anak-anak.
“Kalau seandainya orangtua tidak menjaga anaknya, maka siapa lagi? Tapi faktanya malah mereka yang melakukan kekerasan terhadap anak,” kata Komisioner KPAI Jasra Putra kepada IDN Times, Selasa (5/11).
1. Minimnya pengetahuan ayah terhadap cara mengasuh anak
Lebih lanjut, Jasra memaparkan survei yang dilakukan KPAI pada 2016 terkait kesadaran keluarga dalam mengasuh anak. Dari 800 keluarga yang menjadi responden, hanya 20-30 persen ayah yang mempelajari cara mengasuh anak.
“Untuk perempuan atau ibunya, kami temukan angkanya 30-35 persen. Artinya, pengetahuan dan skill calon pengantin laki-laki dan perempuan dalam mengasuh anak masih sangat kecil,” tambahnya.
Baca Juga: Sebelum Tewas, Bayi Andini Dibawa Secara Paksa oleh Ayahnya