TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kerajinan Kulit Banyuwangi Tembus Pasar Ekspor

Perajin sibuk terima ribuan pesanan

IDN Times/Uni Lubis

Banyuwangi, IDN Times – Sebuah pertemuan dengan Bupati Abdullah Azwar Anas di Pulau Dewata beberapa tahun lalu, mengubah jalan hidup Muhamad Rofiq. Saat itu Anas berkunjung ke Bali  bertemu dengan Ikatan Keluarga Banyuwangi di Pulau Dewata (Ikawangi). Rofiq bekerja di sana di sebuah pabrik garmen.


“Pak Anas mengajak saya pulang kampung, membangun industri. Pilihannya ya industri produk kulit ular,” ujar Rofiq, saat ditemui di rumahnya di kawasan Perumahan Citra Garden, Kecamatan Rogojampi, di Banyuwangi, Jumat (24/4/2019).

Ruang tamu rumah berfungsi sebagai ruang pamer bagi puluhan produk kulit berkualitas ekspor. Bagian belakang adalah ruang produksi. Saat IDN Times berkunjung ke sana, tiga orang laki-laki sedang memotong lembaran kulit ular phyton, mengelem, memberikan dan menjahitnya menjadi dompet dan tas cantik. Pengerjaannya halus.

Baca Juga: Festival Toilet dan Kali Bersih, Jurus Banyuwangi Dongkrak Pariwisata

1. Pesanan tas kulit asal Banyuwangi menembus pasar ekspor

IDN Times/Uni Lubis

Jika kamu belanja di butik tas mewah di Korea Selatan, atau negara di Eropa, bukan tidak mungkin kamu sedang menaksir tas cantik buatan Banyuwangi Leather yang didirikan Rofiq sejak 2013 di kampungnya, tempat dia dibesarkan.

“Baru saja saya menyelesaikan pesanan 3.000 tas dari Samsung, Korea Selatan,” ujar Rofiq, Pelanggan dalam negeri yang melihat model tas yang dipesan Samsung tertarik membeli. Tak jarang Rofiq terpaksa menolak. “Model, desain memang khusus dibuat sesuai keinginan pemesan,” kata bapak dua anak ini.

Di waktu lain, Rofiq sibuk menerima pesanan dari pemegang merek dunia. “Mereka pesan dengan model yang baku, kontrol kualitas yang ketat. Ada pelanggan Rofiq yang hobi koleksi tas harga ratusan juta, bahkan miliaran. “Ketika saya buatkan tas yang sama, dengan bahan yang sama, dijahit khusus di luar negeri tempat asal merek itu, dia komentar, bahwa kualitas produk yang saya hasilkan sama persis dengan harga tas miliaran itu,” tutur Rofiq.

2. Industri kulit berkembang pesat karena bahan baku relatif mudah dicari

IDN Times/Uni Lubis

Setiap bulan Banyuwangi Leather menghasilkan 1.000 sampai 3.000 an tas beragam model. Mulai dari model Birkin ala Hermes, totebag, sampai tas untuk pesta yang dipercantik dengan hiasan bebatuan. Warna-warnanya cerah. Ngejreng.

Di samping rumahnya, Rofiq mengolah ratusan lembar kulit ular yang dibelinya dari berbagai daerah di Kalimantan dan Sumatera. “Bahan sih banyak, jadi sejauh ini tidak ada kesulitan,” ujar Rofiq. Modal mendirikan usaha ini dari hasil kerja di Bali. Kerajinan tas kulit ini menyerap tenaga kerja dengan jumlah lumayan. Pesanan 2.000 sampai 3.000 tas bisa melibatkan puluhan penjahit. Banyuwangi Leather lantas menjadi langganan Provinsi Jawa Timur untuk ikut pameran di berbagai kota termasuk di luar negeri.

Baca Juga: Rel Terendam Banjir, Kereta Jalur Banyuwangi-Surabaya Gagal Beroperasi

Berita Terkini Lainnya