Ratapan Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan saat Peringatan Setahun
Devi Athok sampai pingsan di tribun tempat anaknya tewas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Sudah setahun Tragedi Kanjuruhan berlalu, tapi bagi keluarga korban seperti baru kemarin mereka kehilangan anak, saudara, hingga orang tua. Setahun mereka berjuang tapi belum terlihat titik terang keadilan pada 135 jiwa yang mati itu. Terlihat jelas wajah letih para keluarga korban yang selama setahun ke belakang menahan perih kehilangan sanak saudara.
Peringatan setahun Tragedi Kanjuruhan bagai membuka kembali luka lama yang telah ditahan selama 12 bulan. Mereka histeris, berteriak seolah tak percaya anaknya meninggal saat menonton tim sepak bola yang dicintainya.
Baca Juga: Setahun Petaka di Kanjuruhan, Mencari Keadilan yang Ditiup Angin
1. Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan histeris hingga pingsan saat berdoa di depan pintu 13 Tragedi Kanjuruhan
Para ayah dan ibu yang kehilangan anaknya tak kuasa menahan tangis saat berdoa di depan pintu 13 Stadion Kanjuruhan saat peringatan setahun tragedi ini pada Minggu (1/10/2023). Salah seorang ibu bahkan sampai berteriak histeris dan harus ditandu untuk mendapatkan perawatan.
Devi Athok, bahkan sampai pingsan saat mengingat kembali kedua anaknya, Natasya Demi Ramadani (16) dan Nayla Debi Anggraini (13), yang menjadi korban tewas Tragedi Kanjuruhan. Ia tak sanggup menerima kenyataan bahwa kedua putrinya meninggal bersamaan karena menonton tim yang dulu ia banggakan ini.
"Saya pingsan, karena saya duduk di tempatnya almarhumah mantan istri, juga anak saya Tasya dan adik Lala. Saya pingsan bisa merasakan bagaimana rasanya mereka waktu itu merasakan bahwa mereka minta tolong akibat gas air mata yang ditembakkan," tutur Devi Athok.
Baca Juga: Setahun Tragedi Kanjuruhan: Suara Menagih Keadilan Masih Lantang!