Untung-Buntung Budidaya Porang di Madiun
Ada yang jadi miliarder, adapula yang memanen dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times – Budidaya tanaman porang atau iles-iles kian meningkat di Kabupaten Madiun yang merupakan daerah pelopor pengembangan komoditas pertanian ini. Dari sisi luasan lahan, misalnya, mengalami penambahan 5 hingga 10 persen setiap tahunnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pertanian setempat, Sumanto mengatakan luas lahan yang kini digunakan petani untuk budidaya porang mencapai 5.300 hektare. Adapun lokasinya di sembilan wilayah kecamatan, seperti Saradan, Gemarang, Kare, Dagangan, dan Wungu. Bahkan, para petani yang tergiur dengan hasil Porang pun rela menggelontor modal hingga ratusan juta.
Tanaman ini belakangan menjadi primadona karena nilai jualnya yang fantastis. Porang yang sudah diolah menjadi tepung akan diekspor ke berbagai negara seperti Jepang hingga Australia. Di sana, tepung porang akan diproses menjadi berbagai bahan makanan seperti beras Shirataki hingga kosmetik.
1. Pengembangannya sudah menyebar di setiap kecamatan
Bertambahnya luasan lahan untuk komoditas dengan nama latin Amarphopallus muelleri blume ini sebanding dengan meningkatnya minat petani untuk mengembangkannya. Apalagi, manfaat secara ekonomi telah berhasil didapatkan pembudidaya porang. Sebagian di antaranya menjadi jutawan hingga miliarder berkat hasil jual tanaman yang dulunya dipandang ‘sebelah mata’ ini.
“Banyak yang tertarik dan ikut menanam porang. Sekarang hampir di seluruh wilayah kecamatan ada tanaman porang,” ujar Sumanto, Senin (15/2/2021).
Baca Juga: Madiun Bakal Kembangkan Porang Sebagai Industri
Baca Juga: Shofi Fajriah Ilmi, Berdayakan Perempuan Desa Lewat Bisnis Umbi Porang