WNI Tewas Kecelakaan di Australia, Keluarga Bingung Pulangkan Jenazah

Biaya memulangkan Mita mencapai Rp110 juta

Malang, IDN Times - Nasib nahas dialami oleh Armita S Safitri (30) warga Kelurahan Kemirahan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Ia tewas setelah mengalami kecelakaan di Adelaide, Australia pada Jumat (7/7/2023). Padahal di sana ia tengah mengejar mimpinya untuk bekerja di luar negeri.

Kini pihak keluarga Mita tengah kebingungan untuk memulangkan jenazah alumni Universitas Brawijaya (UB) ini. Pasalnya membutuhkan biaya ratusan juta untuk menerbangkan jenazah Mita ke Malang.

1. Keluarga Mita ungkapan kalau biaya memulangkan jenazah Mita mencapai Rp110 juta

WNI Tewas Kecelakaan di Australia, Keluarga Bingung Pulangkan JenazahBayu, adik dari Armita S Safitri, WNI yang tewas di Australia. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Adik Mita, Roby Yahya Bachtiar (25) mengungkapkan sampai saat ini jenazah Mita masih ada di rumah sakit di Adelaide. Pihak rumah sakit yang sempat merawat Mita saat kritis mengatakan jika membutuhkan biaya ratusan juta untuk memulangkan Mita ke tanah air. Pihak keluarga bingung bagaimana mencari uang sebesar itu.

"KJRI kemarin cuma mengusahakan pembuatan visa, bukan pemulangan jenazah. Untuk pemulangan jenazah dari rumah sakit butuh biaya sekitar 10.000 dolar Australia. Kalau dirupiahkan sekitar Rp110 juta," terangnya saat dikonfirmasi pada Selasa (11/06/2023).

Roby sekeluarga sempat pemas mendengar biaya ratusan juta untuk memulangkan Mita. Oleh karena itu, ia meminta pertolongan teman-teman Mita sesama imigran Indonesia di Australia. Mereka mengumpulkan donasi untuk memulangkan jenazah Mita.

"Sampai saat ini bantuannya dari teman-teman imigran saja. Kemari sudah sampai 7.800 dolar Australia. Kalau bisa kami minta bantuan dari pemerintah juga," ujarnya.

Baca Juga: Begini Horornya Kecelakaan Laut di Pantai Jembatan Panjang Malang

2. Bayu menceritakan kronologi kecelakaan yang membuat kakaknya meninggal di Australia

WNI Tewas Kecelakaan di Australia, Keluarga Bingung Pulangkan JenazahArmita S Safitri, WNI yang tewas di Australia. (IDN Times/istimewa)

Bayu menceritakan jika pada Jumat siang ia mendapatkan kabar dari temam Mita kalau sang kakak mengalami kecelakaan di Adelaide saat perjalanan ke Sidney. Kondisi Mita kritis, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di Adelaide.

"Mobilnya Mbak Mita yang ringsek belakang sementara yang mobil satunya bagian depan. Saya kira ditabrak dari belakang, tapi pihak kepolisian baru saja menyampaikan kronologi, belum sempat kami baca," bebernya.

Kemudian pada hari Sabtu pihak keluarga belum mendapatkan kabar baik. Kemudian pada Minggu malam mereka ditelepon dokter yang merawat Mita, ia menyampaikan kalau organ dalamnya 90 persen telah mati. Ditambah berkali-kali jantung Mita berhenti. Tapi karena Mita adalah imigran san tidak ada keluarga yang bisa menemani, dokter mengupayakan korban bisa bertahan sampai ada keluarga yang datang.

"Tapi akhirnya pada Minggu malam, dokter mengatakan kalau Mbak Mita tidak bisa bertahan lebih lama. Kurang lebih hanya bisa bertahan 48 jam lagi. Pihak keluarga juga sudah dihubungi KJRI yang mau membantu pembuatan visa agar keluarga bisa datang ke sana, kemungkinan hari Rabu (12/07/2023) atau Kamis (13/07/2023) besok," ucapnya.

3. Sejak kuliah di UB, Mita sudah memiliki cita-cita bekerja di luar negeri

WNI Tewas Kecelakaan di Australia, Keluarga Bingung Pulangkan JenazahMita saat berada di Australia. (IDN Times/istimewa)

Bayu menceritakan jika sejak kuliah di Fakultas Ilmu Budaya UB, Mita sudah mendambakan pekerjaan di luar negeri. Ia bahkan sampai les bahasa asing untuk mempermudah diterima perusahaan asing setelah lulus dari kampus.

"Bahkan pas masih kuliah sempat ingin ikut pertukaran kuliah ke Jepang, tapi terkendala biaya. Sempat les bahasa Korea, karena ingin kerja di sana. Tapi baru tahun kemarin kesampaian berangkat ke Australia," tuturnya.

Setelah lulus kuliah pada 2017, asa Mita tak pernah padam. Ia akhirnya diterima dalam program SDUWHV Australia. Program dari pemerintah Australia yang memfasilitasi warga asing untuk bekerja sekaligus berlibur di Australia. Ia akhirnya berangkat ke Australia pada September 2022 untuk bekerja di sebuah perkebunan di Australia.

Mita sejak saat itu belum sempat pulang ke Indonesia. Minggu lalu ia juga menyampaikan kabar di grup WhatsApp keluarga kalau ia akan mudik pada September 2023, atau tepat setahun setelah keberangkatannya. Mita juga menyampaikan kalau ia telah resign dari pekerja di perkebunan, dan mendapatkan pekerjaan baru di Sidney.

"Kemudian kemarin itu habis resign dari pekerjaan di perkebunan itu, mau pindah ke Sidney. Pas perjalanan mau pindah rumah ke Sidney itu terjadi kecelakaan," pungkasnya.

Baca Juga: Wisatawan Hanyut, Keamanan Pantai Jembatan Panjang Malang Disorot

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya