TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dongkrek Madiun Diangkat dalam Sebuah Buku  

Menambah referensi kesenian khas setempat

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Kabupaten Madiun dikenal sebagai daerah asal Dongkrek. Sejak tahun 2009, pemerintah setempat menetapkannya sebagai kesenian khas dan wisata budaya lokal. Dengan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 188.45/677/KPTS/402.031/2009 sebagai payung hukumnya, Dongkrek semakin berkembang. Sejumlah grup kesenian ini kian bermunculan.

Namun, belum banyak yang menorehkan karyanya menjadi referensi literasi. Kondisi ini memotivasi Musa Hendri, pengusaha di Caruban, Kabupaten Madiun menginisiasi penulisan sebuah buku. Dengan menggandeng penulis dua penulis muda, buku berjudul 'Dongkrek' akhirnya terbit.

1. Inisiator penulisan buku seorang pengusaha kuliner dan toko elektronika

IDN Times /Nofika Dian Nugroho

Buku dengan ISBN 978-623190812-4-9 itu ditulis oleh Ajar Putra Dewantoro. Pria ini aktif di komunitas pelestari sejarah dan Lembaga Seni Budaya Muslim (Lesbumi). Penulis lainnya adalah Fatihah Ibnu Fiqri, wartawati koran lokal di Madiun.

Edisi perdana karya mereka diterbitkan oleh NUNTERA, Bojonegoro pada Mei 2019. Adapun halamannya berjumlah 52 lembar. Jumlah itu belum termasuk 12 untuk halaman prakata dan kata pengantar yang ditulis oleh Musa Hendri selaku penggagas buku dengan desain cover berupa ilustrasi Dongkrek itu.

Baca Juga: Tol Trans Jawa Lewati Madiun, Bupati Genjot Potensi Desa

2. Launching buku dihadiri beberapa komunitas

instagram.com/bagas_bimbim

Pada Sabtu (7/8) malam, buku cetakan pertama itu di salah satu rumah makan di Caruban. Beberapa pihak dari sejumlah komunitas, seperti pelajar, gereja, Banser NU, pondok pesantren, disabilitas, seniman dongkrek, dan pemerhati budaya hadir dalam acara itu.

Para undangan maupun pengunjung rumah makan itu mendengarkan penjelasan penulis, seperti tentang alasan, isi maupun cerita buku hingga perkembangan Dongkrek saat ini. "Alasan saya mau diajak menulis buku ini karena tertarik pada kesenian ini," ujar Fatihah.

3. Ketertarikan seorang penulis berawal ketika liputan

istockphoto.com

Ketertarikan lajang dari Kabupaten Magetan ini terhadap Dongkrek bermula dari tugasnya sebagai wartawati. Sekitar setahun lalu, ia melakukan peliputan di tempat perajin topeng Dongkrek di wilayah Desa Kebonagung, Kecamatan Mejayan.

Dari situ, ia kian penasaran dengan kesenian yang menurut sejumlah referensi sebagai tolak bala terhadap kondisi pagebluk di wilayah Mejayan kala itu. Pagebluk itu dinyatakan suatu keadaan paceklik dan wabah penyakit yang mengakibatkan banyak orang meninggal. Namun, hingga kini belum terkuak jenis penyakit yang menyerang warga seperti dikisahkan dalam sejarah Dongkrek.

Baca Juga: Hapus Stigma Tragedi PKI 1948, Kota Madiun Ciptakan Brand Baru

Berita Terkini Lainnya