TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Diburu Selama Puasa, Produsen Cincau Hitam Tingkatkan Produksi

Produsen kantongi omzet Rp2,5 juta per hari

Cincau hitam hasil produksi warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Madiun, IDN Times - Minuman segar dan manis biasa dijadikan sebagai menu berbuka puasa. Karena itulah janggelan atau cincau hitam banyak diburu warga untuk dijadikan minuman. Bisa dipadukan dengan dawet putih berhaban tepung beras atau bahan lain yang kemudian dicampur dengan sirup gula merah dan es batu.

Cincau hitam ini salah satunya diproduksi warga Desa Jati sari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Sebanyak lima warga menjalankan usaha turun temurun itu. Pada bulan Ramadan ini mereka ketiban rezeki karena permintaan produksi meningkat drastis.
"Kalau hari-hari biasa hanya membuat janggelan sebanyak satu drum. Pas puasa seperti ini sampai delapan drum setiap hari," kata Jaenuri salah serang produsen cincau hitam di Desa Jatisari, Sabtu (11/5).

1. Produsen kantongi omzet Rp2,5 juta per hari

IDN Times/ Nofika Dian Nugroho

Dengan bertambahnya produksi, maka secara otomatis berdampak pada peningkatan omzet. Menurut dia, nilai jual cincau hitam per drum dengan kapasitas 200 liter sebanyak Rp 324 ribu. Setelah pembuatannya mencapai delapan drum, maka jumlah pendapatan kotor yang diterima Jaenuri sebanyak Rp2,59 juta per hari.

Untuk mendapatkan uang sebanyak itu Jaenuri harus bekerja setidaknya selama 12 jam per hari. Ia yang dibantu lima bekerja mulai beraktivitas sejak pukul 03.30 hingga 15.30 WIB. "Istirahatnya gantian, karena saat proses bisa ditinggal," ujar dia kepada IDN Times.

Baca Juga: VIDEO: Resep Es Tape Cincau a la IDN TV Yummy

2.Bahan baku didatangkan dari Pacitan

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Untuk proses pembuatan cincau, Jaenuri menyatakan membutuhkan waktu tiga jam per drum. Ini mulai memasak daun janggelan yang didatangkan dari Pacitan dan mengambil sarinya. Kemudian, menyaring dan mencampurnya dengan tepung terigu. Setiap proses itu dilakukan di atas tungku dengan panas tinggi dan harus sering diaduk untuk mendapatkan tekstur yang lembut.

Setelah benar-benar matang, cincau diwadahi dalam ember dan dibiarkan hingga beberapa menit. Setelah dingin, bentuknya yang sebelumnya cair menjadi padat seperti agar-agar. "Kalau sudah jadi begini, janggelan masih bisa dikonsumsi hingga tiga hari ke depan" kata pria paruh baya itu.

3. Penjualan hingga luar daerah

IDN Times/ Nofika Dian Nugroho

Setelah cincau hitam jadi, maka sejumlah pembeli datang ke tempat usaha sekaligus kediaman Jaenuri dan keluarganya. Selain untuk kebutuhan sendiri, hasil produksi itu juga dijual lagi oleh para pembeli. Ada yang dijual setelah menjadi minuman atau dikirim ke pedagang lain di wilayah Kabupaten Madiun, seperti Kecamatan Geger, Dagangan, Mejayan. Penjualan cincau itu juga masuk ke wilayah Ponorogo dan Magetan.

Area penjualan cincau hitam itu lebih luas dibandingkan hari-hari di luar Ramadan. Sebab, biasanya hanya di wilayah Kecamatan Geger dan Dolopo. "Kalau biasanya proses saya lakukan sendiri," ujar Jaenuri.

Baca Juga: 6 Resep Minuman Berbahan Cincau Ini Siap Segarkan Acara Berbuka Puasamu

Berita Terkini Lainnya