Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jember, IDN Times - Universitas Jember (Unej) tak hanya berperan sebagai intitusi pendidikan. Unej juga menjadi salah satu paru-paru kota yang ada di Kabupaten Jember.
Kampus Tegalboto, sebutan Unej, memiliki peran penting dalam menyumbang ketersediaan oksigen. Sebab, dari 9.905 pohon tegaan yang ada di Unej ternyata mampu memproduksi sebanyak 206,77 ton oksigen per hari.
1. Unej surplus 195,19 ton oksigen per hari
Hari Sulistiyowati, Ketua Tim Tropical Natural Resources Conservation (T-NRC). IDN Times/Istimewa Jumlah produksi oksigen di Unej diketahui dari hasil penghitungan tim Tropical Natural Resources Conservation (T-NRC). T-NRC meneliti kebutuhan oksigen seluruh orang yang beraktivitas di Unej. Hasilnya, mereka membutuhkan sekitar 11 ton per hari.
"Kami menghitungnya, setiap orang membutuhkan 315 gram oksigen selama berada di Univeritas Jember dalam satu hari kerja. Sehingga, jika dikalikan dengan jumlah seluruh civitas akademika sebanyak 33.554 ketemu kurang lebih 11 ton," papar Ketua T-NRC Hari Sulistiyowati, Rabu (20/11).
"Artinya, kami (Unej) mengalami surplus sebesar 195,19 ton oksigen per hari. Kelebihan ini yang dihirup oleh masyarakat, khususnya yang ada di sekitar Universitas Jember,” lanjutnya.
Untuk mendukung ketersediaan oksigen, saat ini Universitas Jember memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 34,96 persen. Luas ini sama dengan 40 persen dari total luas kampus utama Universitas Jember yang mencapai 87 hektare.
Baca Juga: Dapat Bantuan Rp500 miliar, Unej Akan Bangun Laboratorium Bioteknologi
2. Udara di Unej bersih dan sehat karena seluruh karbon dioksida terserap habis
Suasana double way Universitas Jember. Instagram/kabarunej Seluruh vegetasi tanaman yang tumbuh di RTH, mampu menyerap 285.83 ton karbon dioksida(CO2) per hari dan menghasilkan sebesar 77.95 ton cadangan karbon dioksida per hari.
“Padahal dari aktivitas harian Universitas Jember hanya menghasilkan 6,08 ton karbon dioksida. Artinya, seluruh karbon dioksida yang ada di Universitas Jember terserap habis (oleh pohon). Sehingga udaranya benar-benar bersih dan sehat,” jelasnya.
Menurut Hari, dari hasil penghitungan oksigen dan penyerapan karbon dioksida, Unej sangat layak untuk menyandang predikat green campus atau kampus hijau. Sebab, kontribusi Unej mampu menurunkan emisi karbon sebesar 285,83 ton per hari.
“Karena karbon dioksida jika tidak diserap, akan lepas ke atmosfer dan akan menyebabkan polusi pada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penyediaan oksigen dan penyerapan karbon dioksida harus berjalan dengan seimbang. Di situ lah peran RTH,” terang Hari.
3. Unej punya aturan khusus terkait penebangan pohon di lingkungan kampus
Gedung rektorat Universitas Jember. Instagram/kampusunej Hasil penghitungan jejak karbon dan peta spasial sebaran karbon yang ada di Unej telah diserahkan kepada Rektor Moh. Hasan saat acara Dies Reader di Gedung Soetardjo. Guna menjaga agar lingkungan tetap hijau, Unej memberlakukan aturan yang ketat terkait penebangan pohon. Selain itu, vegetasi tanaman-termasuk yang masuk kategori langka-terus ditambah setiap tahunnya.
“Aturan yang kami berlakukan adalah tidak boleh menebang pohon. Kalaupun lahan tempat pohon tumbuh dibutuhkan untuk pembangunan gedung baru, maka pohon harus dipindahkan dan ditanam di tempat lain,” ujar Wakil Rektor II Universitas Jember Wachju Subchan
Baca Juga: Peserta SBMPTN UNEJ 40 ribu, Kedokteran dan Hukum Paling Diminati