Sambut Ramadan, 'Megengan' Jadi Ruang Musyawarah Warga Jember
Ibadah Puasa harus menyenangkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menyambut datangnya bulan suci Ramadan, warga di desa Kawasan Kabupaten Jember ramai menggelar selamatan di Masjid dan Musala.
Selamatan tersebut dinamai 'Megengan', yang berarti menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan.
Tidak hanya berdoa menyambut datangnya ibadah Puasa, tradisi Megengan juga jadi ruang diskusi kebiasaan masyarakat, agar ibadah puasa bisa berjalan lebih baik.
Seperti yang dilakukan warga Jenggawah, Kabupaten Jember. Sebelum menggelar doa, masing-masing warga datang membawa berkat (makanan yang sudah dikemas) dan dikumpulkan menjadi satu di Mushola.
Warga kemudian duduk melingkar, sambil membahas kebiasaan yang seringkali membuat aktivitas ibadah puasa menjadi batal.
"Kalau sudah puasa nanti, ya kekuatan kita harus diukur saat bekerja. Sekiranya tidak kuat, ya segera istirahat, dari pada membatalkan puasa. Misalkan saat ke sawah, panen padi, ya sebisa mungkin pagi segera berangkat, siangan sedikit sudah pulang," ujar Habib, warga Desa Sruni, Jenggawah, Sabtu (2/4/2022).
Baca Juga: Mau Wisata Sambil Belajar, 6 Tempat di Jember Ini Wajib Dikunjungi
1. Puasa di tengah musim panen padi
Lebih lanjut, Habib juga berpesan sebagai warga di desa, setidaknya kita bisa menahan rasa lapar dan haus selama ibadah puasa.
"Setidaknya kita bisa menahan tidak makan, minum dan yang membatalkan puasa, kalau tingkatan yang lebih tinggi ya harus menahan beragam godaan batin dan lisan," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini sebagian besar warga di Kecamatan Jenggawah, Wuluhan, Ambulu, Tempurejo dan lainnya sedang menghadapi musim panen padi. Waktu panen saat ibadah puasa, biasanya disiasati dengan pergeseran waktu kerja, saat pagi, sore atau malam hari.