TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Risiko Gempa Tinggi, Palang Merah Amerika Bantu Banyuwangi

Selain Banyuwangi, daerah tinggi risiko gempa yakni Sukabumi

Kunjungan tim Palang Merah Amerika. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Palang Merah Amerika Serikat (American Red Cross) mendukung program kesiap-siagaan menghadapi potensi terjadinya gempa bumi di Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini dinilai sebagai salah satu daerah yang rawan terjadi gempa bumi hingga tsunami.

 

1. Jadi pilot project kesiapsiagaan bencana

Kunjungan tim Palang Merah Amerika ke Banyuwangi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi Nurhadi mengatakan, Banyuwangi dipilih sebagai pilot project program kesiapsiagaan gempa bumi, mulai dari pembentukan relawan bencana, pelatihan menghadapi bencana hingga membuat bangunan tahan gempa sebagai percontohan daerah lain.

Kerjasam tersebut tertuang dalam MoU antara Palang Merah AS, PMI Jawa Timur dan PMI Banyuwangi tentang Kerjasama Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi.

“Nantinya apa yang dikembangkan di Banyuwangi akan menjadi model kesiapsiagaan kegempaan bagi daerah lain di Indonesia,” kata Nurhadi, Sabtu (16/12).

2. Memberi bantuan dan pelatihan bangunan tahan gempa

Kunjungan tim Palang Merah Amerika ke Banyuwangi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Program tersebut, lanjut Nurhadi, telah dijalankan sejak bulan Agustus 2019 yang berlangsung selama 16 bulan. Sejumlah program terkait kesiapsiagaan bencana telah dan akan dijalankan. Mulai dari membentuk relawan bencana hingga pengadaan pelatihan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana akan didukung Palang Merah AS di Banyuwangi.

“Termasuk juga ada pelatihan pembuatan rumah tahan gempa agar ke depan warga jika membuat rumah tidak hanya fungsional dan mengutamakan keindahan, tapi juga keselamatan. Karena Banyuwangi juga salah satu daerah yang dinilai potensi terjadi gempa,” ujar Nurhadi.

Sebagai tahap awal, ada dua kelurahan yang ditunjuk sebagai pelaksana pilot project yakni Taman Baru dan Mojopanggung.

“Kelurahan tersebut dipilih karena dekat dengan kota kabupaten sehingga lebih mudah koordinasinya. Dua kelurahan ini akan menjadi percontohan bagi desa lain di Banyuwangi, juga dari seluruh Indonesia,” ujar Nurhadi.

Di dua desa tersebut, lanjut dia, saat ini telah direkrut sebanyak 40 orang relawan sibat (siaga bencana berbasis masyarakat). Para relawan yang terpilih sudah mulai mendapatkan berbagai pelatihan ketrampilan menghadapi bencana.

Baca Juga: Puluhan umah di Banyuwangi Digusur, Warga Butuh Posko Darurat

3. Menggelar berbagai pelatihan siap siaga menghadapi bencana

IDN Times/Istimewa

 

Pelatihan yang sudah dilakukan antara lain pelatihan pertolongan pertama menangani korban bencana, pelatihan menghadapi kebencanaan juga pelatihan survey kebencanaan.

“Selain itu para relawan juga dilatih untuk memanfaatkan media sosial sebagai media koordinasi dan update informasi saat terjadinya bencana. Bahkan kami sudah membentuk grup WA khusus untuk koordinasi,”kata Nurhadi.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 di Bali, Warga Banyuwangi Berhamburan Keluar Rumah

Berita Terkini Lainnya