TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani Banyuwangi Gelar Tradisi Bubak Sawah, Apa Itu?

Tradisi ini juga bentuk ucapan syukur hasil bumi

Tradisi bubak sawah yang berlangsung di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Banuwangi, IDN Times - Mengawali musim hujan di Bulan November, para petani di Kabupaten Banyuwangi mulai melakukan masa tanam padi. Mengawali masa tanam, sejumlah petani mulai menggelar tradisi selamatan, dengan doa agar hasil panen semakin melimpah dan dijauhkan dari hama penyakit.

Baca Juga: Pemuda Banyuwangi Kenalkan Desa Wisata Lewat Pameran Benda Kuno 

1. Wujud syukur petani

Tradisi bubak sawah yang berlangsung di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Bagi petani di Desa Bangorejo, Kecamatan Bangorejo, menamai Bubak Sawah atau Bubak Bumi untuk tradisi memasuki musim tanam. Selamatan dilakukan bersama-sama di lokasi dekat irigasi pertanian, Rabu (10/11/2021).

"Selamatan ini sebenarnya umum bagi petani dengan harapan hasil panen maksimal dan dijauhkan dari penyakit. Selamatan tidak hanya saat musim tanam, tapi juga saat mau petik (panen) padi sebagai wujud syukur," ujar petani asal Bangorejo, Yunus Maksum.

Kendati demikian, Yunus menyebut tradisi selamatan di sejumlah wilayah semakin berkurang karena semakin beragamnya jenis tanaman, tidak hanya padi dan jagung.

Petani Banyuwangi memang terkenal berani merombak sawahnya dengan jenis tanaman pertanian baru, seperti buah naga, jeruk, semangka, melon, cabai dan ragam tanaman lain.

"Kalau dulu banyak yang merombak sawah untuk tanaman jeruk, sekarang buah naga, dan terbaru ada juga yang pepaya, jambu kristal dan pisang," jelasnya.

2. Jadi spot wisata

Perempuan yang disimbolkan sebagai Dewi Sri (Kesuburan) saat ttadisi Kebo-keboan di Singojuruh Banyuwangi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Tradisi Bubak Sawah, digelar dengan menyajikan sejumlah hasil bumi pertanian. Para petani kemudian berkumpul di satu tempat dengan membawa makanan dari rumah masing-masing untuk disatukan. Kemudian berdoa bersama dan diakhiri dengan makan bersama.

"Tradisi ini sudah turun temurun, selain doa awal musim tanam, tujuannya ini juga sebagai perekat rasa persaudaraan," jelasnya.

Selain menggelar tasyakuran Bubak Sawah, dalam kesempatan tersebut masyarakat melalui dukungan pemerintah daerah mengenalkan Dam Sere sebagai destinasi wisata.

Dam Sere atau yang dulu dikenal sebagai BBU 10 kini didesain ulang untuk ruang terbuka. Terdapat beberapa spot foto dan gazebo untuk tempat santai. Di kawasan sekitar sungai, sejumlah pemuda juga membuka wisata tubing dan air jeram.

Baca Juga: Bupati Banyuwangi Hibur Wisatawan Sekaligus Berdayakan Seniman

Berita Terkini Lainnya