TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Musim Hujan, Kenali Perilaku Nyamuk Aedes Aegypti

Ada perubahan siklus hidup nyamuk demam berdarah

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Banyuwangi, IDN Times - Selama musim penghujan, nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cenderung mudah mengalami peningkatan populasi. Untuk mencegah serangan DBD, perlu adanya pengetahuan cara pencegahan dan penanganan DBD.

Baca Juga: Pemerintah Prediksi Puncak Kasus Demam Berdarah Terjadi April 2019

1. Demam tinggi segera periksa diri ke Puskesmas

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kasie Penanggulangan Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Banyuwangi, Sudarto Setyo mengatakan, gejala DBD mirip dengan gejala demam dan serangan typus, seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual dan muntah.

Ia pun mengimbau jika merasakan gejala serupa agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Meski demikian, perlu kepastian penanganan seperti uji laboratorium guna memastikan diagnosis.

"Salah satu cirinya, empat hari setelah demam akan berubah normal seperti sudah sembuh, padahal itu fase kritis. Biasanya ditunggu sampai hari keenam, kalau setelah hari keenam kondisi membaik, berarti aman," kata Sudarto, saat ditemui di kantornya, Jumat (8/1).

2. Terjadi perluasan waktu serangan DBD

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sudarto mengatakan, dari beberapa laporan yang dia terima di lapangan, terdapat pergeseran siklus serangan nyamuk demam berdarah. Dia menduga, suhu panas akibat perubahan panas global yang membuat perubahan hingga perluasan waktu serangan demam berdarah.

Sudarto mencontohkan, bila dulu serangan nyamuk berdarah mulai Pukul 06.00-10.00 WIB, sekarang sudah bergeser lebih awal, sudah bisa menyerang manusia mulai pukul 05.30 WIB.

"Peningkatan suhu humi terjadi perluasan jam serang nyamuk. Dulu jam 6 pagi sekarang setengah lima pagi sudah aktif, karena suhu hangat," ujarnya.

 

3. Ada perubahan siklus

Pexels.com/Pixabay

Dia menambahkan, bila dulu siklus serangan nyamuk demam berdarah dimulai lagi pukul 15.00-17.00 WIB, saat ini akibat suhu yang masih panas bisa sampai pukul 20.00 WIB.

"Kalau dulu sampai jam 5 sore, sekarang jam 7-8 malam masih bisa," terangnya.

Akibat perubahan iklim global yang semakin panas, katanya, juga membuat proses bertelur dan penetasan jentik semakin cepat. "Peningkatan itu bikin telur bikin cepat menetas, mereka punya daya aktif meningkat," ujarnya.

Baca Juga: Jumlah Kasus Demam Berdarah Tertinggi, Dua Camat 'Dihukum' Risma

Berita Terkini Lainnya