Lestarikan Naskah Kuno, Komunitas Pegon Banyuwangi Raih Penghargaan
Naskah kuno ditulis dengan aksara pegon
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - Komunitas Pegon Banyuwagi yang rutin melakukan perawatan naskah kuno bertuliskan aksara pegon, mendapatkan apresiasi penghargaan dari Perpustakaan Nasional RI, Jumat (6/9). Komunitas yang beranggotakan para pemuda tersebut aktif merawat dan mencari naskah kuno sejak tahun 2016. Saat ini sekitar 50 naskah kuno, terutama dari pesantren, berhasil dikumpulkan untuk dirawat dan dipelajari bersama.
"Apresiasi ini merupakan motivasi bagi kami untuk terus menggali naskah-naskah kuno, terutama di pesantren Banyuwangi," ungkap pendiri Komunitas Pegon, Barur Rohim, melalui keterangan tertulis usai menerima penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka di Jakarta.
Pria yang akrab dipanggil Ayunk ini menerima penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafrudin. Disaksikan pula oleh Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dan Duta Baca Nasional Najwa Shihab.
Baca Juga: Resep Membuat Rujak Soto Khas Banyuwangi yang Nikmat, Mudah Kok!
1. Naskah banyak ditemukan di pesantren
Naskah-naskah kuno yang dikoleksi komunitas Pegon, kata Ayunk, sebagian besar ditemukan di pesantren-pesantren tua.
"Jadi kebanyakan berupa naskah keislaman," ujarnya.
Naskah-naskah tersebut, lanjut Ayung, tak hanya disimpan. Tapi, juga dikaji dan dipublikasikan melalui media sosial Komunitas Pegon.
"Kami bikinkan infografis dan diunggah ke medsos. Agar kalangan milenial bisa lebih akrab dengan naskah kuno," jelasnya.
Sebelumnya, pelestarian naskah oleh komunitas Pegon juga menarik banyak pengkaji untuk mendatanginya. Terutama dari kalangan mahasiswa yang sedang menggarap tugas akhir. Terutama dari beberapa kampus yang memiliki kajian filologis.
"Mulai dari skripsi hingga desertasi," akunya.
Baca Juga: Bahan Jok Mobil, Sabut Kelapa Banyuwangi Diekspor ke Tiongkok