TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Doktor Mengabdi, Perkuat Sendi Ekonomi Warga di Lereng Ijen

Doktor tidak hanya mengajar di kampus, tapi juga mau di desa

IDN Times) Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Lima orang doktor asal Universitas Brawijaya dari beragam disiplin ilmu, sejak Bulan Juli 2018 memberikan pendampingan dan edukasi kepada masyarakat di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, kabupaten Banyuwangi. Lokasi desa tersebut berada di kaki lereng Gunung Ijen.

Para doktor yang  tergabung dalam Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya tersebut melakukan pendampingan untuk memperkuat kualitas produksi kopi dari hasil bumi Desa Tamansari.

Baca Juga: Bentuk Mental Anti Korupsi, Kejari Banyuwangi Gelar Lomba Pidato

1. Pemberdayaan produksi kopi melalui Bumdes

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Muhammad Nuh, salah satu doktor yang memberikan pengabdian di Desa Tamansari, mengatakan penyuluhan dan pelatihan diberikan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). 

Kelompok usaha kopi yang sebelumnya sudah memproduksi kopi dengan cara otodidak diberi pendampingan mulai dari pengolahan pasca panen, pengemasan, branding, pemasaran, hingga akuntansi berbasis online. Harapannya bisa memperkuat perekonomian warga yang mandiri 

"Kami ingin berkontribusi untuk pengembangan Bumdes Tamansari dalam beberapa kegiatan, materi penyuluhan, salah satu usahanya produksi kopi. Bila diproduksi asal, akan pengaruh ke kualitas padah tantangan persaingan pasar semakin berat," Muhammad Nuh, saat memberikan penyuluhan di Bumdes Tamansari, Sabtu (1/12).

2. Doktor dari beragam latar belakang akademis

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Para doktor tersebut berasal dari latar belakang akademis yang berbeda. Ada yang dari Fakultas Tekhnologi Pertanian untuk  pengelolaan pasca panen, Fakultas Ilmu Komputer terkait sistem pemasaran dan akuntansinya. 

Lalu dari Tekhnik Industri untuk kemasan produk kopi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam untuk membantu kualitas kopi. "Dan saya dari Ilmu adminiatrasi terkait sistem kelembagaan Bumdesnya," tambahnya.

3. Dipilih karena sudah memiliki Bumdes yang produktif

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Nuh melanjutkan, pihaknya memilih Desa Tamansari karena sudah memiliki Bumdes yang produktif untuk memperkuat ekonomi. Pihaknya hadir untuk memperkuat kembali, khususnya di bidang produksi kopi. 

"Di sini Bumdesnya sudah berkembang, ada event pariwisata, ada produk kopi, sementara fokus di kopi dari sisi akuntansi produksi kopi," jelasnya.

4. Perkuat posisi produk kopi di tengah persaingan pasar

IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sebelum kehadiran para doktor, produksi kopi masih dikelola oleh kelompok dan mandiri, belum bersinergi untuk membuat satu produk unggulan bersama. Saat ini, mereka sudah memiliki produk unggulan bersama bernama "Ijen Coffee".

"Kami edukasi terkait pengelolaan kopi pasca panen, mulai pengeringan, penyimpanan, roasting, hingga jadi minuman," ujarnya.

Untuk sisi kemasan, para doktor membuatkan desain kemasan dengan gambar Kawah Ijen dan Barong sebagai salah satu identitas pariwisata dan budaya Banyuwangi. Untuk mendukung produksi, pihaknya juga membantu satu unit mesin sealer.

"Kami juga berikan bagaimana pemasaran online. Sekarang era digital, pemasaran tergantung media tersebut. Selanjutnya pelatihan keuangan, itu penting, Bumdes agar berkembang harus didukung sistem keuangan. Mulai perhitungan laba untung ruginya bisa dihitung, tidak bisa terus mengandalkan dana dari APBDes," katanya.

Baca Juga: 5 Penginapan di Banyuwangi Ini Menyuguhkan Nuansa Alam yang Indah

Berita Terkini Lainnya