TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Abu Panas dan Ancaman Lahar Dingin, Tantangan Evakuasi Korban Semeru

Tetap semangat tim SAR

Kondisi tenda pengungsian korban erupsi Semeru di Sumberwuluh, Lumajang. IDN Times/Ulil Albab

Lumajang, IDN Times - Tim operasi SAR bencana erupsi Gunung Semeru menyebut, tumpukan abu vulkanik di kawasan aliran lahar dingin masih terpantau bersuhu panas. Kondisi tersebut menjadi tantangan utama selain ketebalan abu vulkanik yang mencapai 3-4 meter.

"Kondisi masih panas, saat pencarian SAR di sana ada lahar dingin, saya sentuh masih panas," ujar Pusdalops BPBD Jember, Firman Arifiyanto, Senin sore (6/12/2021). Selain abu yang masih panas, tim SAR juga menghadapi tantangan lain, yaitu ancaman banjir lahar dingin.

1. Warga sempat bersih-bersih rumah, kembali ke pengungsian

Kondisi tenda pengungsian korban erupsi Semeru di Sumberwuluh, Lumajang. IDN Times/Ulil Albab

Proses evakuasi hari ini, kata Arifiyanto terdapat tantangan tersendiri. Pagi pukul 09.00 WIB, kembali terjadi banjir lahar yang datang secara tiba-tiba. Warga kemudian kembali mengungsi.

"Tadi pukul 9 saat melakukan giat bersih-bersih tiba tiba pengungsi datang, saat ditanya, di sana ada banjir, kita takut mas," katanya.

Tim SAR kemudian melakukan evakuasi sebanyak 75 orang dari RW 1 RW 2 Sumberbuluh Tengah, Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh. Para pengungsi tersebut ditempatkan di Posko utama di Lapangan Sumberwuluh 50 orang dan Musola 25.

"Semua taruh sini pengungsi, ternyata banyak RW 1 RW 2 Sumberbuluh Tengah, Kamar Kajang, kemudian sebagian dari Krajan. Dari jumlah itu, ada Lansia 13 balita 8," katanya.

Baca Juga: Pasca Erupsi Semeru, Kunjungan ke Bromo Justru Tinggi 

2. Saat pagi hingga sore warga diizinkan kembali ke rumah

Kondisi tenda pengungsian korban erupsi Semeru di Sumberwuluh, Lumajang. IDN Times/Ulil Albab

Sejak pagi hingga siang, kata Firman, sebagian pengungsi memang kembali ke rumahnya. Namun, saat kondisi hujan atau malam, semua wajib tidur di pengungsian.

"Sampai sekiranya aman ibu di sini dulu, kalau sekiranya aman silakan kembali ke rumah. Sekarang masih waspada, BPBD masih.lakukan maping. Mungkin salah satunya ternak yang memberatkan, ingin bersih-bersih rumah. Kalau malam apalagi.kalau hujan dengan sadarnya sendiri datang ke sini," ujarnya.

Firman mengatakan, pihaknya tidak bisa memberi data berapa jumlah terdampak yang tertimbun abu vulkanik. Ia hanya menceritakan bagaimana tantangan selama melakukan proses evakuasi.

"Data rumah tertimbun, satu komando data harus lewat BPBD Lumajang," jelasnya.

"Kita harus ikuti satu komando Basarnas untuk operasi SAR. Harus APD lengkap, saat pencarian SAR kalau hujan, SOP pencarian harus stop," katanya.

Baca Juga: 3 Jenazah Korban Erupsi Gunung Semeru Ditemukan di Satu Rumah

Berita Terkini Lainnya