TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Romokalisari Adventure Land, Pendar Kebangkitan Ekonomi Warga 

Gotong-royong warga untuk kebangkitan ekonomi Surabaya

Sofiah (dua dari kiri) bersama pegawainya saat berada di Stan UMKM Romokalisari Advanture Land. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Surabaya, IDN Times - Siti Sofiah (40) sibuk menyiapkan sepiring pesanan nasi dengan lauk ikan lele. Para pembeli datang silih berganti ke stan kuliner miliknya, Sabtu (12/11/2022). Dibantu tiga orang pegawainya, warung Sofiah sekarang menjadi salah satu stan kuliner UMKM Romokalisari Adventure Land, yang cukup ramai pembeli.

Kondisi ini berbeda dengan beberapa tahun silam, saat tempat itu masih sebagai Sentra Ikan Romokalisari, Sofiah mengaku seharian mengantuk menunggu pembeli datang. 

Semenjak diresmikan sebagai kawasan wisata Romokalisari Adventure Land, penghuni Rumah Susun (Rusun) di Kelurahan Romokalisari Kecamatan Benowo Surabaya itu tidak menyangka, daerahnya kini ramai dikunjungi banyak orang dari segala penjuru.

Baca Juga: 5 Alasan Wajib Kunjungi Romokalisari Adventure Land Surabaya, Asyik!

Pernah hidup dalam jeratan kemiskinan

Kesibukan di Stan UMKM Romokalisari Advanture Land. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Ditemui IDN Times di sela kesibukannya di stan kuliner UMKM Romokalisari Adventure Land, dia banyak membagikan cerita perjuangannya merubah nasib. Matanya berkaca-kaca, Sofiah mengenang kembali masa-masa tersulit dalam hidupnya. Saat masih tinggal di sebuah rumah kos kecil di daerah Kalianak, Surabaya.

Semenjak memilih berpisah dengan suami pertamanya pada 2012, ia hanya tinggal bersama dua orang anak dan bekerja serabutan membantu warung milik orangtuanya. Sofiah mempertahankan hidupnya dengan cara gali lubang tutup lubang, dari satu orang ke orang lainnya. Ia juga bercerita kalau pernah bertahan hidup hanya dengan makan sebungkus mie instan yang ia bagi dengan kedua anaknya.

Hingga kemudian pada 2015, Sofiah mengajukan permohonan rusun ke Pemerintah kota Surabaya, dengan harapan beban membayar uang kos bulanan yang kian melambung sedikit bisa berkurang. Usaha keluarga Sofiah tak sia-sia, ia akhirnya pindah ke Rusun Romokalisari.

"Pindah ke rusun tahun 2015, bayar uang Rusun Rp239 sudah sama listrik dan air,” kata dia. 

Tinggal di rusun ternyata belum merubah kesulitan hidup keluarga Sofiah. Ia masih saja hidup dalam kemiskinan. Meski, kemudian di tahun 2019 ia memutuskan menikah lagi dengan seorang pria. Tak pelak, hidupnya justru kian sulit tatkala ia dikarunia dua orang anak dari suami baru itu. Beban hidupnya semakin bertambah lantaran harus menghidupi empat orang anak. Hidup dengan utang sana-sini ia jalani. 

Tak mau berpangku tangan, Sofiah memutuskan berjualan di Sentra Ikan Romokalisari. Tempat yang kala itu diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai pusat ekonomi masyarakat Surabaya. Sofiah meggantungkan hidup di lapak tempatnya berjualan, berbagai macam olahan ikan ia jual di tempat yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya. 

Alih-alih diharapkan sebagai tempat ramai, tempat tersebut justru jauh dari bayangan Sofiah. Hanya ada dua sampai tiga orang yang datang ke tempat itu setiap harinya. Mereka yang datang terkadang hanya untuk memancing di dermaga nelayan. 

"Satu hari kadang yang beli hanya satu, hanya dua, kadang gak ada sama sekali," ucap dia sambil mengusap air mata. 

Hidup susah ia jalani hingga beberapa tahun. Belum banyak yang berubah dari hidupnya. Kawan-kawan Sofiah yang berjualan di tempat tersebut satu persatu menyerah, menutup lapaknya. 

"Sampai tinggal tiga orang saja yang berjualan. Saya sama petugas DPKP (Dinas Pertanian dann Ketahanan Pangan) diminta untuk bersabar, jadi saya tetap berjualan," kata Sofiah.

Kebangkitan Sofiah saat tempat itu resmi jadi kawasan wisata dan padat karya

Suasana stan kuliner UMKM di Romokalisari Adventure Land. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Kesabaran Sofiah ternyata berbuah manis. Pemerintah Kota Surabaya di era pemerintahan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi merubah total tempat Sofiah berjualan. Sejak 25 September 2022, kawasan itu diresmikan sebagai tempat wisata yang kini disebut Romokalisari Advanture Land. Berbagai wahana tersedia di tempat itu. 

Hidup Sofiah berubah seratus delapan puluh derajat. Orang-orang beramai-ramai datang ke tempat wisata baru itu, ia pun kebanjiran pembeli. Di hari Sabtu dan Minggu bahkan ia sampai kuwalahan melayani berbagai orderan. 

"Paling sepi itu dapat sehari Rp1 juta, kalau di hari Sabtu Minggu Rp3 sampai Rp4 juta sehari," tuturnya.

Perlahan, Sofiah mulai menutup satu persatu lubang utangnya. Bahkan hal yang belum pernah ia lakukan, mencicil motor sekalipun, kini ia mampu dapatkan. 

"Alhamdulillah, Alhamdulillah banget, saya tidak pernah menyangka, saya bisa seperti ini, roda memang berputar, saya berterima kasih betul kepada Pak Eri, sudah menjadikan tempat ini seperti ini," ungkapnya. 

Sofiah menolong penghuni rusun lainnya

Rusun Romokalisari, Benowo, Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Meski sekarang kehidupannya lebih tertata, tapi rasa kemanusiaannya pun tak pudar. Sofiah lantas tergerak mengajak beberapa orang rusun lainnya untuk sama-sama mengurus bisnis kecil itu. Ada tiga orang ia beri pekerjaan untuk sekadar melayani pembeli. Semuanya adalah masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

"Satu orang itu umurnya 50-an dia tulang punggung, suaminya tidak kerja karena mengurus anaknya yang difabel, satu orang lainnya kasian suaminya pengamen jadi saya bantu juga untuk bayar kos, dan sedang saya bantu untuk pengajuan rusun, kalau satu lagi itu saya minta bantu untuk Sabtu dan Minggu," kata Sofiah.

Mereka, tak diberi gaji tetap oleh Sofiah. Ia memperlakukan pegawainya itu seolah partner bisnis. Jika pembelinya ramai, ia akan memberi honor yang sesuai. Namun, jika tidak terlalu ramai, ia tetap memberikan pendapatan kepada mereka bertiga. 

"Minimal saya kasih satu minggu Rp500 ribu, kasian mereka saya pernah seperti itu," tuturnya.

100 MBR bergantung pada padat karya Romokalisari Advanture Land

Wisata perahu di Romokalisari Adventure Land. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Sofiah bukan satu-satunya MBR yang bergantung pada Wisata Romokalisari Advanture Land. Setidaknya ada 100 orang MBR lainnya yang bergantung pada tempat padat karya itu. 

Ditemui setelah melakukan aktivitas pariwisata, Ketua Paguyuban Wahana Romokalisari Advanture Land, Edi Supratman mengungkapkan bahwa 100 orang itu terlibat di berbagai bidang wahana. Ada yang menjaga wisata perahu, kanoe, wisata berkuda, ATV dan berjualan di lapak-lapak UMKM seperti milik Sofiah. 

"100 orang itu ada yang warga Rusun ada yang bukan, tapi kebanyakan warga rusun," tuturnya. 

Penghasilan warga, kata Edi bergantung pada seberapa ramai tempat tersebut. Hasil penjualan tiket-tiket itu akan dikumpulkan selama kurun waktu dua minggu. Setelah dua minggu terkumpul, hasilnya akan dibagikan kepada jumlah warga yang bekerja. 

"Hasilnya tidak mesti, dua minggu awal itu total dapat sekitar Rp39 juta dan itu dibagi dengan warga-warga yang menjaga wahana, satu orang dapat Rp1 juta," ujar pria yang tinggal di Rusun Romokalisari itu. 

Dia bersyukur, sebuah tempat yang tak pernah terpikir bisa seramai ini ternyata bisa menjadi tumpuhan hidup warga MBR Romokalisari. "Alhamdulillah dengan dengan adanya Advanture Land bisa membantu sekali perekonomian di sini," kata dia. 

UMKM jadi penopang ekonomi Surabaya

Suasana pengunjung di stan kuliner UMKM Romokalisari Adventure Land, Surabaya. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Semenjak pagebluk COVID-19 melanda, Pemerintah Kota Surabaya memang harus matian-matian bangkit dari keterpurukan. Di tahun 2020 ekonomi Surabaya merosot jauh, angka pengangguran tinggi dan persentase masyarakat miskin meningkat. 

Data yang dimiliki Pemerintah kota Surabaya, Pertumbuhan ekonomi di Surabaya sempat turun drastis hingga minus. Di tahun 2016 sebesar 6,00 persen, 2017 6,13 persen, 2018 6,19 persen, 2019 6,10 persen dan 2020 -4,85.

Angka pengangguran terbuka juga meningkat, di tahun 2017 sebesar 5,98 persen, 2018 sebesar 6,12 persen, 2019 sebesar 5,47 persen dan 2020 terkerek sebesar 9,79 persen. Peningkatan jumlah pengangguran ini terjadi karena selama pandemik COVID-19 yang menyebabkan PHK besar-besaran. Di tahun 2021 angka ini menurun menjadi 9,68 pesen. 

Karena pengangguran naik, maka angka kemiskinan pun juga meningkat, Berdasarkan data BPS Kota Surabaya, pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin sebanyak 161.010 jiwa atau mencapai 5,63 persen. Tahun 2017 sebanyak 154.710 jiwa atau 5,39 persen. Angka ini mengalami penurunan di tahun 2018 yakni menjadi 140.810 atau menjadi 4,88 persen. Angka ini terus mengalami penurunan di tahun 2019 menjadi 130.550 jiwa atau turun menjadi 4,52 persen. Tapi saat pandemik melanda, angka kemiskinan meningkat drastis yakni menjadi 145.670 jiwa atau 5,02 persen di tahun 2020.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Febrina Kusumawati mengatakan ekonomi Surabaya mulai naik di tahun 2021 sebesar 2,49 dan bahkan pada triwulan kedua 2022, ekonomi Surabaya naik hingga 6,69 persen. Salah satu yang menjadi penopang adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

"Dari jatuh banget itu, di tahun 2020 itu langsung bisa naik salah satu topang besarnya ya di UMKM," tuturnya.

UMKM menyumbang 27,7 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berasal dari Perdagangan besar dan eceran. 

Baca Juga: Mau Wisata ke Romokalisari, Bisa Naik Suroboyo Bus Setiap Weekend

Berita Terkini Lainnya