TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menengok Digitalisasi 3.450 Pirigan Hitam di RRI Surabaya

Terdapat 8000 piringan hitam di RRI Surabaya

Music Director RRI Surabaya, Pataka SS saat menunjukkan piringan hitam yang didigitalisasi, Rabu (9/3/2022). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Di era sebelum kemerdekaan hingga setelahnya, piringan hitam menjadi sesuatu yang sangat diminati bagi pecinta musik. Piringan hitam bahkan hanya bisa dimiliki oleh orang kaya.

Nah, kantor Radio Republik Indonesia (RRI) di Surabaya ternyata mengoleksi 8.000 piringan hitam. 3.450 diantaranya telah diubah dalam bentuk digitalilasi atau restorasi.

1. Koleksi piringan hitam sejak tahun 1920

Koleksi piringan hitam di kantor RRI Surabaya, Rabu (9/3/2022). (Khusnul Hasana/IDN Times).

Music Director RRI Surabaya, Pataka SS mengatakan bahwa RRI memiliki 8.000 piringan hitam. Koleksi piringan hitam ini ada dari penyanyi barat dan penyanyi Indonesia.

"Kita koleksi itu mulai tahun 1920 untuk yang penyanyi barat. Kalau yang Indonesia mulali tahun 1960," ujar Pataka saat ditemui di ruang restorasi RRI Surabaya, Rabu (9/3/2022).

Pataka mengajak IDN Times melihat-lihat semua koleksi piringan hitam di kantor RRI. Setidaknya RRI punya 2 ruangan penyimpanan piringan hitam, satu di ruang restorasi yakni khusus untuk penyanyi Indonesia dan satu di ruang etalase piringan hitam khusus untuk penyanyi barat. Selain itu ada juga di gudang penyimpanan yang masih dalam proses pemilahan.

"Kalau koleksinya sendiri ini kita kan media pemerintah, jadi dulu pasti kita dikasih," ucap Pataka.

Berbagai genre musik dari berbagai penyanyi ada kantor RRI. Mulai dari Koes Ploes, Dara Puspita hingga The Beatles, semua ada.

2. Proses digitalisasi perlu kehati-hatian

Koleksi piringan hitam di kantor RRI Surabaya, Rabu (9/3/2022). (Khusnul Hasana/IDN Times).

Kata Pataka, piringan hitam adalah media audio lawas yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan suara aslinya. Sehingga dalam proses digitialisasi ini ia sangat berhati-hati agar kualitas suaranya tak rusak.

"Jadi sebelum direstotasi vinil harus dibersihkan terlebih dahulu, bisa menggunakan alkohol," kata Pataka.

Piringan hitam yang memiliki baret, biasanya tak bisa digunakan lagi. Vinil tersebut juga tak bisa didigitalisasi.

Setelah dibersihkan, piringan hitam akan distel di tuntabel atau alat untuk pemutar piringan hitam. Audio yang keluar dari alat tersebut disambungkan ke komputer.

"Jadi kayak orang rekaman, kalau mengubah menjadi digital itu pakai aplikasi adobe audition," tuturnya.

Proses digitalisasi ini memakan waktu kurang lebih 40 menit untuk setiap vinilnya. Namun, tergantung jumlah lagu dalam setiap piringan hitam. "Satu hari saya bisa melakukan digitalisasi 3 sampai 4 piringan hitam," kata Pataka.

Berita Terkini Lainnya