TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cuaca Semakin Panas, Dokter UNAIR Sebut Dapat Sebabkan Heatstroke

Minum yang banyak rek!

Ilustrasi terik matahari (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Surabaya, IDN Times - Peningkatan suhu dilaporkan terjadi di berbagai negara, salah satunya di Indonesia. Tercatat suhu tertinggi di Indonesia berada pada angka 33 derajat celcius. Sementara di India mencatatkan suhu tertinggi 45 derajat celcius. Dokter dari Universitas Airlangga, Dr.dr Abdulloh Machin SpS(K) menyebut fenomena ini dapat berdampak buruk pada kesehatan seperti heatstroke.

1. Penyebab terjadinya heatstroke

Ilustrasi cuaca panas. Instagram.com/tayan_media

Machin mengatakan, heatstroke terjadi ketika cuaca sedang dalam keadaan panas maka cairan yang ada di dalam tubuh akan ikut menguap. Di sisi lain komposisi tubuh manusia terdiri dari cairan sebanyak hampir 60 persen.

“Pada kondisi normal ketika cairan keluar saat suhu panas maka akan diseimbangkan dengan keringat agar suhu jadi lebih dingin,” katanya.

Tapi ketika suhu panas yang ekstrim cairan tubuh akan langsung menguap dan mengakibatkan suhu tubuh meningkat secara drastis disertai dengan hilangnya cairan.

Heatstroke bisa terjadi saat suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius atau lebih yang dipengaruhi oleh suhu yang berada di lingkungan.

“Suhu tubuh normal itu 36 derajat celcius, ini akan diatur oleh tubuh agar stabil pada angka 36 atau 37,” papar Machin.

Saat suhu ekstrim lalu mekanisme pendinginan tubuh terganggu maka suhu tubuh akan meningkat drastis. Bila suhu mencapai 40 derajat celcius bahkan lebih, ini yang akan mengakibatkan heatstroke. 

Baca Juga: Suhu Panas Di Jatim, Dipastikan Bukan karena Gelombang Panas Asia

2. Tanda dan gejala

Ilustrasi cuaca panas. (Sumber: pixabay.com/Dimhou)

Beberapa tanda dan gejala yang bisa diwaspadai seperti pusing, berkunang-kunang, banyak berkeringat, dan terasa nyeri. Hilangnya cairan dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh lain.

“Suhu panas akan melepaskan zat perangsang peradangan yang bisa merusak otak, ginjal, hati, dan proses pembekuan darah,” ujar dokter spesialis saraf Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) tersebut.

Baca Juga: Suhu Panas Di Jatim, Dipastikan Bukan karena Gelombang Panas Asia

Berita Terkini Lainnya