TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Geli tapi Seru, Sensasi Berburu Entung Pohon Jati ala Masyarakat Tuban

Entung dijual dan dijadikan lauk pauk teman makan nasi

Entung pohon jati yang kepar dicari masyarakat Tuban untuk dijual dan dijadikan lauk pauk. IDN Times/Imron

Tuban, IDN Times - Mengisi waktu libur tak mesti harus mengunjungi objek wisata. Belasan warga Desa Kumpulrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban ini contohnya. Mereka mengisi waktu libur mereka dengan berburu entung di hutan jati desa setempat.

Libur kali ini bertepatan dengan datangnya musim hujan. Saat itu pula enteung mulai berkembang biak. Entung sendiri merupakan ulat pohon jati yang nantinya akan bermatamorfosis dari kupu-kupu. "Ya liburannya kami ganti dengan mencari entung di hutan," kata salah satu warga Kumpulrejo Suhartini (32), saat ditemui IDN Times, Selasa (31/12).

Kendati kesannya geli melihat ulat-ulat tersebut, tapi warga tetap seru untuk mencarinya.

1. Warga mencarinya di hutan pohon jati

Warga Tuban saat berburu entung pohon jati di hutan. IDN Times/Imron

Saban hari warga yang kebanyakan perempuan ini berangkat pukul 07.00 pagi. Mereka kemudian berangkat ke hutan jati yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.

Perjalanan menuju ke lokasi pencarian entung membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Sedangkan untuk waktu pulang tidak bisa ditentukan. Jika hasil buruannya memperoleh banyak, maka mereka akan menyudahi pencarian entung.

Baca Juga: Tembak Mati 9 Bandit, Angka Kriminalitas di Tuban Menurun Selama 2019

2. Mencari entung sangat mudah

Salah satu warga Tuban saat mencari entung pohon jati. IDN Times/Imron

Suhartini melanjutkan, mencari entung sangat mudah. Mereka tidak membutuhkan alat khusus. Entung biasanya bersembunyi di dedaunan pohon jati yang sudah mengering. Daun kering itu tinggal dikupas mengunakan tangan dan entung ditaruh di ember plastik. "Ada juga yang berserak di atas tanah, kami kumpulkan satu per satu dan diletakkan di dalam ember plastik," terangnya.

3. Dijual kepada pengendara yang melintas di jalur Pantura

Salah satu warga menunjukkan entung pohon jati yang ia peroleh. IDN Times/Imron

Biasanya entung yang mereka dapat dijual kepada setiap pengendara motor dan mobil yang melintas di jalan raya Pantura Semarang-Surabaya. Warga tidak menjualnya per kilogram. Namun, untuk setiap setengah ember plastik. Harganya Rp 30-40 ribu. "Kalau setengah ember itu kami perkirakan seperempat kilogram. Biasanya banyak yang beli," jelasnya.

4. Hasil penjualan entung bisa digunakan untuk membeli bumbu dapur

Salah seorang warga Tuban menunjukkan entung pohon jati. IDN Times/Imron

Tak hanya Suhartini saja yang berburu entung pohon jati, Parni, warga lainnya juga tak mau ketinggalan. Parni mengaku, hasil penjualan entung bisa dibuat untuk kebutuhan belanja dapur. Sedangkan jika entung itu tidak laku dijual, maka akan dikonsumsi sendiri. "Kalau tidak laku ya saya goreng sendiri mas, buat lauk pauk dan makan bersama keluarga," ungkapnya.

Baca Juga: Serunya Emak-emak Lamongan Berburu Ikan Mabuk di Bengawan Solo

Berita Terkini Lainnya